Minggu, 30 Mei 2010

Dahaga seorang istri

Di sebuah rumah yang besar dan luas di daerah Solo tinggallah pasangan muda, anak dari seorang pengusaha yang berhasil di bidang usahanya. Rumah ini baru saja selesai mereka bangun.

Karena besar dan luasnya rumah ini maka mereka memakai beberapa orang pembantu dan tukang kebun. Selain itu di pintu gerbangnya ada pos satpam yang akan mengawasi tamu masuk.

Karena mereka belum dikarunai anak maka Ira tinggal di rumah dan suaminya Rudi yang ke kantor meneruskan usaha yang ditinggalkan ayahnya, bersama kakak-kakaknya. Di dalam rumah yang besar dan banyak kamarnya itu, Ira merasa kesepian dan resah. Ia memang berada dilingkungan yang serba megah namun kepuasan batin tidak ia dapatkan. Padahal ia dan Rudi baru 1 tahun menikah. Di dalam kehidupan sex ia tidak ada masalah dan halangan. Rudi saat ini berusia 29 tahun dan Ira 26 tahun.

Sebagai layaknya pasangan muda, hampir setiap ada kesempatan mereka selalu melakukan hubungan badan di kamarnya yang serba luks itu. Tidak jarang mereka bepergian ke villanya di Tawangmangu untuk melepaskan rasa suntuk dan melepaskan kepenatan setiap hari.

Suatu malam, di rumah itu tanpa diketahui oleh Ira dan Rudi, di luar kamarnya ada sepasang mata yang mengintip dari balik jendela. Sepasang mata itu milik seorang lelaki yang biasanya bertugas sebagai satpam di rumahnya itu. Namanya Unang.

Dari dulu semenjak mulai bertugas di rumah itu, Unang telah menaruh perhatian terhadap istri majikanya itu. Meskipun jika keluar rumah Ira selalu pakai pakaian celana panjang, tetap saja kecantikan dan kesintalan nyonya majikannya itu membuat Unang sulit tidur.

Unang dari balik jendela yang ditutup gordyn itu terus mengamati dan melihat tingkah laku suami istri itu. Malam itu Rudi dan Ira seperti bisa bermesraan dulu barulah mereka saling melepaskan pakaian masing-masing untuk melakukan hubungan badan. Unang di luar dengan nafas memburu melihat ketelanjangan suami istri itu. Namun yang terus diperhatikannya adalah sosok tubuh Ira, yang biasanya di luaran ia liat berpakaian tertutup semua, namun di saat itu hampir seluruh bentuk tubuh Ira ia liat tanpa ada yang menutupnya.

Malam itu hampir dua jam Unang menyaksikan aksi pasangan muda itu bersebadan. Unang sempat pusing melihatnya. Dikepalanya terbayang kehalusan dan kesintalan tubuh majikannya itu. Bayangan itu terus bermain di pelupuk matanya.

Pada suatu saat, Rudi ada urusan sehingga harus berangkat ke luar negeri untuk beberapa saat. Maka ia tinggalkan Ira di rumah itu. Ia tidak khawatir sebab di rumah itu ada pembantu dan satpam yang siap mengamankan rumah dan isinya.
Siang itu, iseng-iseng Ira berkeliling rumah dan melihat bunga2 di pekarangannya. Lalu ia singgah di pos jaga Unang, saat itu Unang sedang akan duduk. Ia kaget karena tidak biasanya Ira singgah di posnya.

“Selamat siang, Pak,” sapa Ira ramah.
“Siang juga, Bu,” jawab Unang.
“Bagaimana, Pak? Apa ada hambatan?” tanya Ira.
“Ooo tidak, Bu,” jawab Unang lagi.

Lalu ia masuk ke ruang Unang itu dan duduk di dalamya. Di dalam ruang itu lengkap ada kamar mandi dan ruang tidur satpam. Ira duduk dan berbicara dengan Unang panjang lebar tentang keamanan di rumah itu. Ira sempat memperhatikan Unang. Ia akui Unang sebagai satpam amat berani dan memiliki otot yang kuat seperti tentara. Tubuhnya hitam legam dan wajah kerasnya terlihat. Dulunya Unang memang tentara. Karena suatu sebab ia dipecat, maka untuk menyambung hidupnya ia menjadi satpam.

Malam harinya, untuk menghilangkan kejenuhannya di rumah itu, ia berjalan-jalan di halaman itu dan membawa makanan kecil untuk Unang. Ia ke ruang satpam dan duduk didalamnya, Unang menjadi salah tingkah.

“Bu, saya tidak enak sama Ibu. Masak Ibu duduk di ruang ini?” kata Unang.
“Ohhh… ndak apa-apa la, Pak? Masak… duduk saja ndak boleh?
“Saya takut nanti Pak Rudi marah,” jawab Unang.
“Oooo itu to… Mas Rudi sekarang sedang di Kanada. Jadi, ndak apa kok, pak,” terang Ira.
“Kalau Pak Unang keberatan saya disini, Bapak saja yang ke dalam, kan kita bisa bicara-bicara, Pak?” kata Ira.
“Baiklah, Bu,” kata Unang, “Tapi hari akan hujan tampaknya.”

Lalu Ira berjalan kedalam rumahnya dan diikuti Unang di belakang. Dari belakang ia perhatikan terus pinggul majikannya itu yang saat itu memakai celana tidur dan blouse dari sutra.

Di dalam salah satu ruangan di rumah itu, Ira dan Unang berbincang-bincang tentang berbagai hal, sampai tentang masalah dalam kamar tidur Ira dan Rudi. Sedang hari saat itu di luaran hujan deras.

Karena suasana dan dinginya malam itu, ditambah lagi pembicaraan yang terlalu menyentuh tentang urusan ranjang, membuat Unang mengetahui rahasia kamar Ira dan Rudi itu. Unang merasa mendapatkan peluang untuk masuk ke dalam pribadi Ira. Dengan berbagai cara dan rayuan, Unang pun telah dapat mengenggam tangan Ira dan memeluknya. Dengan cara yang lembut ia dapat mencium bibir Ira yang mungil itu. Ira sedikit menyesal karena ia telah jatuh dalam kelembutan yang diberikan Pak Unang.

Dengan kelihaian Unang mempermainkan Ira, maka Ira dapat ia giring kedalam salah satu kamar di rumah itu. Di kamar yang diperuntukan bagi tamu itu, Ira ia tuntun.

Di dalam kamar itu ia baringkan Ira dengan hati-hati dan ia raba buah dada Ira tanpa membuat Ira merasa menyesal. Lalu ia buka blouse tidur dan BH yang menutupi dada Ira satu persatu. Di belahan dada Ira ia singgah untuk memilin puting dan mengggigit dada Ira hingga memerah. Ira saat itu tidak sadar bahwa ia telah punya suami dan jatuh terlalu dalam. Dengan tangannya, Unang membuka celana tidur Ira dan lalu CDnya sehingga terlihat bulu-bulu halus yang tertata rapi menutupi rongga vagina Ira.

Dengan leluasa jari tangan Unang masuk dan mempermainkan lobang vagina Ira hingga Ira ingin cepat dituntaskan.

“Ahggggggggghhhhh, Pakkk…. Cepat, Pak…” dengus Ira saat itu.

Lalu Unang membuka seluruh pakaiannya sehingga ia pun kini telah telanjang bulat. Unang yang selama ini hanya melihat Ira telanjang saat bersenggama denga suaminya, kini dapat melihat sendiri dari dekat dan merasakan langsung kehangatan tubuh Ira yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.

Unang pun lalu membuka kedua kaki Ira hingga kedua kaki yang jenjang itu tertaut di kedua bahunya yang bidang. Ia arahkan penisnya yang tegak, siap untuk masuk ke dalam vagina Ira yang masih kecil itu. Dengan sedikit dipaksa, amblaslah penis Pak Unang kedalam lobang itu. Ira hanya bisa menggigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan perih saat dimasuki kemaluan Unang.

Beberapa saat lamanya Unang terus menggenjot dan memajumundurkan penisnya di dalam vagina Ira hingga Ira merasakan nikmat dan orgasme.
Lalu Unang pun memuncratkan maninya di dalam vagina Ira. Ia biarkan saja tumpah di dalam tubuh nyonya majikannya itu. Sambil penisnya tetap tertanam di dalam vagina Ira, Unang pun diam di atas tubuh Ira melepas lelahnya hingga ia tertidur. Ira pun tergolek bersimbah keringat. Saat itu keringat Unang telah bercampur dengan keringat Ira. Tidak ada lagi yang membatasi kulit mereka. Tubuh Ira masih terhimpit dibawah dalam keadaan lemas dan puas.
Malam itu Pak Unang melakukannya sebanyak dua kali lagi dan Ira pun tidak sempat menolaknya.

Sejak saat itu, bila ada kesempatan, di salah satu kamar rumah itu Ira maupun Unang berpacu dalam birahi. Rudi tidak tahu dan hanya mereka berdualah yang menyimpan rahasia itu, hingga saat ini.

Spg vitamin

aku kerja disatu perusahaan farmasi, selama ini aku kerja sebagai medical detailer yang bertugas mempromosikan obat2 etikal (yang katanya kudu dibeli pake resep dokter) ke dokter2 dirumahsakit, klinik dan lembaga kesehatan laennya. Aku punya banyak kenalan dokter karen aku seneng becandain mereka kalo lagi detailing (mempromosikan obat). Kalo yang laennya, suka minta tolong susternya minta tanda tangan dokternya di kartu detailer tanpa ketemu dokter, ngerti sih nungguin dokter suka lama banget, aku lebi seneng ketemu langaung dokternya, makanya aku selalu tanya dokter biasanya praktek sampe jam brapa. Kalo belon terlalu malem ya aq dateng sekitar selesai praktek supaya bisa ngobrol ngalor ngidul. Kadang dokternya karena tau aku seneng ngajakin ngobrol, ngajak aku ngobrol di cafe yang ada di rumah sakit atau deket rumah sakitnya supaya susternya bisa pulang tanpa harus nungguin dokternya pulang. Makanya suster2 seneng kalo aku datengnya menjelang selesai prakteknya si dokter karena artinya mereka cepet bisa pulang. selama ini si cuman ngobrol ja, gak da kelanjutannya apa2, padahal kalo dokternya keren, aku ngarep juga diajak kemana gitu, gak cuman ngobrol ke cafe. Minta duluan gak enak, takutnya kedengaran kantor bisa dipecat aku, detailing sembari nawarin diri he he.

Satu waktu aku dipindah untuk membantu promosi vitamin tulang baru, karena targetnya bukan lagi dokter ya aku gak detailing ke dokter tapi lebi sebagai spg nerangin langsung ke konsumen di mal2. Aku juga merintis kerja sama dengan apotik supaya mereka mau nyetok produk ini, kantor mensponsori pemeriksaan orsetoporosis di situ, dimana kalo ada gejala osteoporosis aku bisalangsung menawarkan ke prospek. Proyekku berjalan lancar, banyak apotik sudah mau menjadi stokist vitamin ini. Kebetulan disatu apotik bekerja sama dengan satu laboratorium mengadakan paket murah pemeriksaan laboratorium untuk hal2 yang rutin seperti kolesterol dan sejenisnya. Aku ditawari untuk menyelenggarakan pemeriksaan osteoporosis juga untuk membantu penjualan vitamin tulang di apotik itu. Banyak juga yang dateng untuk pemeriksaan osteoporosis, maklumlah apotiknya terletak disatu komplex perumahan menengah ke atas sehingga warganya sudah sadar untuk memeriksakan kesehatan secara rutin. Buat warga yang terindikasi mulai terkena ostoporosis kubujuk untuk membeli vitamin tulang, kebetulan ada promosi dari kantor setiap membeli 3 botol mendapat gratuis 1 botol. Botol vitamin untuk promosi aku bawa dari kantor sedangkan pembelian yang 3 botol dari stok apotik. Laris manis juga jualanku, sampe stok apotiknya abis, mereka langsung memesan lagi untuk mengisi stoknya. Aku call ke kantor supaya diurus pembelian apotik tersebut dan segera mengirimkannya. Banyak warga yang inden vitamin itu karena mereka gak kebagian jatah. Salah satunya ada warga yang aku kenal baik, dia dokter di rumah sakit yang sering aku lakukan detailaing. "Dokter tinggal disini?" sapaku. "Iya, kalo gak di rumah sakit jangan panggil dokterlah". "Iya deh panggil om ya, biar akrab". "Bisa aja kamu Nes". "Om dah kena tu osteoporosis, tapi bisa mendokteri diri sendiri kan?" "Ya gak lah, vitamin kamu bagus gak, apa bedanya sama merek yang biasa aku pake (dia menyebutkan nama merknya)". Kebetulan mereka yang disebut si om tu merk pesaing terbesarku, dengan sigap aku menerangkan kelebihan vitaminku dibandingkan dengan vitamin merek yang disebut si om. Banyak warga yang gak kebagian vitamin ikut mendengarkan penjelasanku. "Bener nih", kata si om setelah selesai aku terangkan. "Mangnya Ines pernah dbohong ma om kalo di rumah sakit". "ya enggak sih". "Makanya om, borong dong vitaminnya, mumpung beli 3 dapet 1. Beli aja 2 set buat ibu sekalian, kalo belon osteoporosis bisa untuk pencegahan kak, cuma dosisnya separuh yang dah kena". "Ok deh, kamu kirim ke rumah ya". Karena si om pesen vitamin itu, warga laen yang belon kebagian dan tau kalo si om tu dokter pada rame2 ikut inden ke apotiknya. Si empunya apotik tersenyum lebar karena omzetnya dari vitaminku saja melonjak drastis. "Alamat rumah om dimana, nanti Ines ambil di kantor dulu ya, stok apotik abis. Om ada dirumah kan?" "Aku mo kluar, kan kamu mesti ambil ke kantor dulu kan". "Trus om ada dirumah jam brapa, ibu ada dirumah gak?" "Gak ada orang di rumah, ibu lagi kluar kota sama anak2. Ya udah jam 3an deh ya". "Siap om". "Kaya satpam aja pake siap segala, makasi ya".

Selesai acara di apotik, aku membereskan peralatanku, aku mencatat pesanan tambahan dari apotik, selain yang sudah aku orderkan ke kantor. Lumayan besar orderanku hari ini, belon bisa "ngapelin" si om lagi he he. Aku santai ja kembali ke kantor dengan sepeda motorku. aku menterahkan laporan order kekantor, atasanku seneng banget liat jumlahnya, "wah sukses besar ni promosinya ya Nes". "lumayan deh mas". aku manggil atasaku mas karena seumuran denganku tapi dia duluan kerja disitu. "Ini ada pesanan dokter, tadi ketemu di acara promosi. Dia pesan 6 botol". "Dah kamu kasi ekstra 1 lagi ja bonusnya". "Jadi dapet 3 ya mas". Atasanku membubuhkan persetujuannya pada form pesanan si om tadi. Aku langsung mengambilnya ke gudang dan keuangan membuatkan faktur penjualannya, maklum deh kalo promosi kaya gini slalu minta bayarannya cash. "Kamu anterin ke rumahnya ya Nes", kata atasanku lagi. "Iya mas". "Rumahnya dimana si". "deket tempat promosi tadi". "wah sekalian ja kamu anterin pesanan apotik tadi biar cepet bisa dikasi ke warga yang mesen, kan kamu skalian kesana kan". "Bole ja, skalian jalan kok". Segera pesanan apotik disiapkan, satu box besar, tapi masih terbawa dengan sepeda motor. aku kembali mengantarkan pesanan apotik, yang punya apotik heran liat aku anterin pesanannya. "Kok nganter ndiri Nes". Dia manggil aku nama karena dah kenal baik selama ini. "Iya pak, skalian mo anterin pesanan dokter tadi". "Makasi ya", katanya sambil menandatangani bukti pengiriman barang. Aku menanyakan alamat si om tadi, dia menerangkan arahnya. Karena dah deket jam 3 sore, aku segera menuju kesana mengikuti petunjuk arahan si empunya apotik. Rumahnya besar tapi sepi, aku mijit bel, cukup lama baru si om keluar, Dia cuma pake celana pendek.

"sori ya, cuma celana pendekan aja, abis sumuk si". "Gak apa kok om". Dia membukakan pintu pager dan aku memasukan sepeda motorku kedalem, parkir disebelah mobilnya. "Masuk yuk". Dia menyilakan aku masuk, langsung keruang keluarga. Rumahnya besar, nyaman buat aku. Heran juga kok dia ngerasa sumuk, padahal ada ac yang nyala diruang keluarga. "Kok sepi rumahnya om". "Kan aku dah bilang tadi, keluarga lagi kluar kota semuanya". "Dah lama ya om". "Udah juga si, nengok mertua sakit, katanya si dah parah". "Kok om gak nengok". "aku kan kudu kerja, aku nuggu kabar aja, kalo ada yang kritis baru aku brangkat". "Wah sepi dong om ditinggal lama gitu, pa gak gatel tuh". "Kok gatel, apanya?" dia tersenyum, aku sengaja mulai nyerempet2 ngomongnya. "Kalo lama gak dikluarin katanya bikin gatel2". "apanya yang gak dikluarin". "O ngerti Ines sekarang napa om ngerasa sumuk dan cuma pake celana pendek, dalam rangka mo ngeluarin ya. Tu tv nya stand by, lagi nonton ya om". "Tau aja si kamu". aku mengambil remote dan memijit pausenya, di tv langusng muncul tayangan seornag lelaki negro yang kontolnya gede panjang sedang diemut oleh abg amoy. "asik nih". aku terpaku melihat tayangan itu, apalagi ketika si negro mulai mendogi si amoy, suara ah uh bergema.

Dia kaget saat tiba-tiba aku duduk merapat dan mulai mengelus selangkangannya. "keras banget om, dah lama ya gak dikluarin". Tanganku menyusup kedalam celana pendeknya dan cdnya, menyerobot kontolnya dan mengeluarkannya. "Om gede banget, panjang lagi". "Mangnya kamu belon pernah liat yang sebesar ini, tu si negro punya juga gede banget kan". "Itu kan di film om, punya cowok Ines gak segede om punya". tangan kananku terus meremas halus kontolnya. kepalaku menuju ke arah kontolnya. Pelan-pelan aku mengecup, melumat dan menyedot kontolnya, pantatnya bergerak seirama sedotan mulutku, tangan kirinya berpindah-pindah antara toket kiri dan kananku yang lembut namun kenyal. "Kamu imut orangnya tapi toket kamu montok juga ya Nes". "Om suka kan". "Suka banget Nes, palagi emutan kamu nikmat banget deh, dah ahli rupanya". makin lama sedotanku semakin liar, aku terus melumat, menjilat dan menyedot kontolnya yang kian mengeras. Aku terus menyedot kontolnya, pinggangnya pun bergerak turun naik, mengikuti sedotanku. dia sepertinya merasakan desakan hebat dikontolnya, segera ditariknya kepalaku, dilumatnya bibirku. Jemariku kini mengambil alih tugas mulutku, mengocok kontolnya yang telah licin. "Nes, kekamar yuk". "Om dah gak tahan ya". "Iya nih, abis kamu nakal banget sih. Dah sering nyepongin kont0l ya Nes, nikmat banget deh sepongan kamu". "Mau kan Nes". "Siapa takut", jawabku. gak lama kemudian kami dah berada dikamarnya. "sayang", panggilnya. Aku hanya tersenyum. Sementara dia melepaskan celana pendeknya dan berbaring di ranjang hanya mengenakan CD. "Nes, kesini dong". kontolnya yang besar dan panjang masih ngaceng dengan kerasnya. Aku tersenyum melihat posenya yang menantang di ranjang. Aku duduk disebelahnya dan dia langsung mencium bibirku dengan penuh napsu. Aku membalas lumatannya juga. "Nes, aku dah napsu banget nih", katanya sambil menciumi leherku. "Sama, Ines juga napsu om". Dia mengusap2 punggungku dan mulai meremas2 toketku dari bajuku. Gak lama kemudian dia melepaskan baju dan celanaku.

sepertinya dia gak mau menyia2kan waktu sedikitpun. Aku sih ok saja karena sejak tadi CDku dah basah membayangkan nikmatnya dientot si om. Braku gak lama kemudian juga terlepas. Ciumannya menjalar menyusuri leher dan belakang kupingku. Aku menggelinjang kegelian, "Geli om ". Aku makin menggeliat ketika lidahnya menyelusuri toketku dan turun di belahannya. Dia terus memainkan lidahnya di toketku tapi tidak sampai ke pentilku. "om diisep pentilku dong", aku mendesah2. Dia terus saja menjilati daerah sekitar pentilku, tapi pentilku tidak disentuh. Kemudian ciumannya turun ke arah perutku sambil tangannya mengusap2 daerah nonokku, CDku sudah basah karena napsuku sudah berkobar2. "Nes, kamu udah napsu banget ya, sampe CD kamu basah begini", katanya sambil meneruskan usapan. Aku gak tahan lagi, kepalanya kutarik dan kudekatkan ke pentilku. "Diisep dong om ", rengekku. Dia segera mengisap pentilku sambil meremas toketku. "Terus om , diisep yang keras om, enak om akh", erangku. Dia mengemut pentilku bergantian, demikian pula toketku diremas bergantian. Sesekali dielus2nya itilku dari luar CDku. Dia bangkit, melepas CDnya. kontolnya yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya. "Kont0l om besar dan
panjang ya om , keras banget lagi", kataku sambil menciumi kontolnya dan
mengenyot kepalanya. Kepalanya kemudian kujilati dan jilatanku turun ke arah bijinya. Seluruh kontolnya kujilati. "Enak Nes terusin dong emutannya", katanya. Kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69.

CDku langsung dilepas, "Ni jembut lebat banget", katanya sambil mengelus2 jembutku yang sudahbasah karena lendir nonokku. Dia mulai menjilati nonokku. "Enak om, terus", aku mengerang keenakan, dan makin menggelinjang ketika lidahku menyentuh itilku. kontolnya kuemut dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Akhirnya aku gak bisa bertahan lebih lama lagi, aku nyampe kerana itilku dikenyot2, "om , Ines nyampe om , aakh". kontolnya terus kukocok dengan cepat dan keras. "Din, aku mau ngecret juga Din", katanya terengah. Segera kepala kontolnya kuemut lagi dan kukenyot dengan keras, aku terusmengocok kontolnya sampai akhirnya dia ngecret dimulutku. Banyak banget pejunya nyembur sampe meleleh keluar dari bibirku. kontolnya terus kukenyot sampe denyutan ngecretnya hilang baru kulepas. Pejunya kutelannya tanpa rasa jijik, "Nes nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan nonokmu lebih nikmat lagi ya", katanya terengah. "Peju om banyak banget si ngecretnya, stok brapa lama neh. Untung gak jadi odol om". Dia hanya tertawa sambil berbaring disebelahku, dipeluknya badanku. Belum dientot saja dia sudah ngasih aku ke kenikmatan.

Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan. kontolnya mengeras lagi ketika kukocok2 pelan2, aku jongkok didepannya dan mengemut kontolnya lagi, langsung saja kontolnya ngaceng dengan kerasnya. Kepalaku bergerak maju mundur memasuk keluarkan kontolnya dimulutku. Dia gak bisa menahan diri lagi, langsung dia duduk di toilet, aku dipangku berhadapan, sambil mengarahkan kontolnya ke nonokku. Segera kontolnya nancep dinonokku, terasa sekali nonokku melebar untuk menampung kontolnya yang dienjotkan pelan2 sehingga makin nancep di nonokku, "Enak om, ssh". Aku mengenjotkan badanku maju mundur supaya kontolnya bisa nancep dalem di nonokku, diapun mengenjotkan kontolnya juga sehingga terasalah gesekan kontolnya dinonokku. Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, dia berhenti mengenjotkan kontolnya. Aku disuruhnya memutar badanku tanpa mencabut kontolnya dari nonokku. Aku disuruh nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah dia mengenjotkan kontolnya dari belakang. Sambil mengenjot, toketku yang mengayun2 seirama enjotannya kuiremas2. "Akh om , nikmat banget om . kont0l om nancepnya dalem banget om, Sesek non0k Ines rasanya, gesekan kont0l om kerasa banget, enjot terus yang cepet om , Ines udah mau nyampe lagi", erangku. "Cepet banget Din", katanya. "Abis nikmat banget sih kont0l om, jadi Ines gak bisa nahan lagi", erangku. Dia makin cepat mengenjotkan kontolnya keluar masuk sampe akhirnya aku menggelinjang dengan hebat, "Akh om, Ines nyampe lagi, Ines lemes om ", erangku terengah2.

Bibirku langsung diciumnya dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Dia melingkarkan tangannya di leherku dan langsung meremas2 toketku. Terasa kontolnya yang masih ngaceng menekan ke perutku. Dia terus saja meremas2 toketku, pentilku yang sudah mengeras langsung dijilati. Aku jadi menggelinjang kegelian. Jilatannya turun terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah nonokku yang sudah basah. "Nes kamu sudah siap dientot lagi ya, udah basah begini", katanya. Dia membopongku sambil terus menciumi bibirku. Aku dibaringkan di ranjang, sambil terus menciumi seluruh tubuhku, napsunya makin berkobar2, berkali2 aku menggelinjang. Sambil mengulum bibirku, dia mengelus2 pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik nonokku dan akhirnya itilku yang menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses nonok dan itilku. Aku menggeliat2 saking napsunya. Jarinya makin cepet menggesek itilku, aku mengangkat2 pantatku karena sudah pengen banget dienjot, "Ayo dong om , Ines dientot, udah pengen banget kemasukan kont0l om lagi", rengekku.

Dia kemudian menelungkup diatasku, kontolnya diarahkan ke nonokku dan kepalanya mulai nancep di nonokku, "Akh, enak om , masukin semuanya om ", lenguhku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kontolnya nancep semuanya di nonokku, "Akh, enak om , masuk semuanya ya om, non0k Ines sampe sesek banget rasanya kesumpel kont0l om ". Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepat dan keras. "Enak om, terus om, enjot yang cepet dong", rengekku terus. Setengah permainan dia mencabut kontolnya dari nonokku, "Kenapa dicabut om, belum nyampe", protesku. "Variasi dong", jawabnya sambil menjepitkan kontolnya yang keras banget di toketku. Aku menjepit kontolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kontolnya di toketku. Ketika dia memajukan kontolnya, kepalanya kuemut sebentar dan kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu. "Enak Nes", erangnya.

Setelah puas menggesek kontolnya ditoketku, dia berubah posisi lagi. "Kamu sekarang diatas ya Nes", katanya sambil berbaring. Segera aku menaiki badannya dan menempatkan kontolnya yang ngaceng tegak di nonokku. Aku menurunkan nonokku pelan2 dan bles, kontolnya mulai ambles di nonokku, "Akh, enak banget om ", lenguhku. Aku menaik turunkan pantatnya dengan cepat sehingga kontolnyapun makin cepat terkocok2 didalem nonokku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh, "Enak Nes, terus yang cepet". Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil gantian mengulum bibirku sambil meremes2 toketku yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kontolnya. Pentilku diplintir2. Aku makin bernapsu mengocok kontolnya dengan nonokku. Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kontolnya. Kocokanku makin kencang, "om, Ines sudah mau nyampe nih", kataku terengah. Dia meraba itilku dan dikilik2, ini mempercepat proses aku nyampe, "Akh, om , Ines nyampe, akh nikmatnya", lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya. Dia mengeluarkan kontolnya dari nonokku, masih perkasa kontolnya. Kemudian kontolnya kuciumi dan kepalanya kuemut, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dalam mulutku. kontolnya terus kuemut sambil dikeluar masukkan di mulutku, batangnya kukocok2 dengan cepat. "Akh enak banget Nes" erangnya. Cukup lama aku mengemut kontolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan lama sekali. kont0l kukeluarkan dari mulutku dan aku disuruh nungging dipinggir ranjang.

Dari belakang sambil berdiri dia mencolokkan kontolnya lagi kedalam nonokku, sekali enjot kontolnya sudah amblas semua ke nonokku, "Akh, enak banget om", erangku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku, karena berdiri enjotannya menjadi lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Dia meraba2 lubang pantatku, kemudian jarinya ditusuk2kan kepantatku. "om sakit", protesku. Dia berhenti menusuk2 pantatku, pinggulku dipegangi sambil mengenjotkan terus kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes2 toketku yang berguncang2 seirama dengan sodokannya. Pentilku kembali diplintir2. "Enak om , terus enjotannya, Ines udah mau nyampe lagi om ", erangnya. "Cepet kok Nes, aku
belum ngerasa apa2", katanya sambil terus mengenjot nonokku. Akhirnya
aku tak bisa nahan lebih lama lagi, "om , Ines nyampe om , akh", aku tersungkur diranjang karena lemes, kontolnya tercabut dari nonokku, masih keras dan berlumuran lendirku. Dia tidak memberi kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kont0l dimasukkan lagi ke nonokku, terus mulai dienjot lagi keluar masuk dengan cepat dan keras. "om , kuat amat sih kontolnya, Ines udah lemes om , abis udah 2 kali nyampe", lenguhku. Dia tidak memperdulikan lenguhanku, terus saja kont0l dienjotkan keluar masuk. Makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah saja telentang keenakan. Toketku diremes2 sambil memlintir2 pentilku, akhirnya "Nes aku ngecret", dan pejunya menyembur dinonokku. Aku memeluk dan mengelus2 punggungnya. "om, nikmat banget ngent0t dengan om , istirahat dulu ya om , Ines udah lemes banget", dia mencabut kontolnya dan rebah disebelahku. Tak lama kemudian kami tertidur kelelahan.

Ketika terbangun, dah lewat magrib. Terasa lapar juga karena kerja keras kali ya. Om Roy ngajakin aku keluar cari makan. SEgera aku mandi dan mengenakan pakeanku lagi. "wah jadi gak ganti baju nih ya". "abis gak tau si kalo om mo ngajakin berebagi kenikmatan, kalo tau Ines bawa baju ganti. Lagian abis makan Ines kan mo pulang, om, besok kan kerja". "Kamu mau gak nemein aku semaleman Nes, nanti kita beli baju deh bguat kamu pake kerja besok. Kamu ngekos kan, jadi gak da yang nyariin kan?". "Om belon puas ya". "Masi au lagi Nes, non0k kamu nikmat banget empotannya, kamu blajar diaman si". "Ines ikutan senam bl om". "Gak heran empotan kamu brasa banget. Mau ya nemeni aku semaleman". Aku emnggangguk, dia mengajak aku ke mall untuk belanja pakean untuk aku kerja besok, baeknya ukuran badanku standard sehingga bisa mendapatkan pakean yang pas buat aku. Dia membayari semua belian pakeanku, luar dalem. Setelah itu baru kita cari makan. Dia pesen sate kambing dan beberapa makanan laen di food court mal itu. "wah mo all nite long nih". "Iya lah, mumpung ditemeni kamu". "ines mau kok om kapan2 nemeni om lagi, gak bisa dirumah kan bisa cek in hotel om". "iya ya, nanti deh kita cari kesempatannya. Kamu mo nasi pa lontong". "Kan dah ada lontong om, gede panjang dan keras banget lagi". Dia tertawa mendengar guyonan mesumku. Selesai makan dengan santai, kita kembali ke rumahnya.

Dia mengambilkan can soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya. Dia memelukku. Aku diciumnya sambil segera meremas2 toketku kembali. Segera aku kutelanjangi, toketku diciumi dan pentilku diemut2, segera saja pentilku mengeras. Dia segera saja mengiliki2 itilku."om , kok napsu banget sih sama Ines", tanyanku. "Abis ngent0t sama kamu nikmat banget sih", jawabnya. "Ines kan juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kont0l om ", kataku. Kemudian dia melepas semua pakeannya. kontolnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk di ubin di depanku, kakiku dikangkangkan. Badanku diseret sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek nonokku dari atas ke bawah. Itilku menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi, "om , enak banget om , terus om ", erangku. Dia terus menjilati itilku sampe aku nyampe. "Akh om , belum dientot Ines sudah nyampe, om lihai banget deh makan nonok Ines", kataku. Dia berdiri, aku ditarik supaya duduk. kontolnya tepat ada dimukaku, segera saja kugenggam dan kuemut kepalanya. Aku mulai mengeluar masukkan kontolnya sambil batangnya kukocok2 dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan kontolnya pelan dimulutku seperti sedang mengentoti mulutku.

Beberapa saat kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kontolnya di nonokku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya udah nancep semua di nonokku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kontolnya terkocok oleh nonokku dengan cepat juga, "Akh nikmat banget Nes", erangnya. Dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot. kont0l dikeluarkan dari nonokku, aku disuruh telungkup menungging di sofa dan kembali kont0l ditancapkan ke nonokku dari belakang. Bles, kontolnya langsung saja nancep semuanya ke nonokku, "Akh, nikmatnya,", kali ini aku yang menggerang. Dia langsung mengenjot nonokku dengan cepat dan keras. Terasa sekali kontolnya menggesek nonokku, kalo dienjotkan dengan keras terasa kontolnya nancep dalem sekali di nonokku. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2, "akh om , Ines nyampe, om " , aku meledak juga akhirnya. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia ngecret, "Nes, aku ngecret, nikmat banget rasanya Nes", terasa kembali pejunya membanjiri nonokku. "om, Ines lemes banget om , baru sampe rumah udah dientot lagi. om gak ada matinya ya", kataku sambil tersenyum. "Ya udah kita mandi dan terus tidur", jawabnya sambil masuk ke kamar mandi. Aku berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliranku mandi. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang dikamarnya, aku berbaring disebelahnya. tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika terbangun, dia gak ada diranjang. Aku bangun ke kamar mandi, pipis.muka kubasuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya. Rupanya dia ada di pantri dilantai bawah sedang menyeduh kopi dan menghangatkan makanan di microwave. Aku duduk di meja makan. "Nes, kalo laper lagi, masih ada nasi goreng yang semalem aku beli sekalian. Dah aku angetin nih, kan mo kerja keras lagi. kita masih mau satu ronde lagi kan". Aku hanya tersenyum mendengar kata2nya, aku mengunyah nasi goreng yang dibelinya dengan tenang. Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang di kamar. Aku dipeluk, segera saja dia meremas2 toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya. Pentilku diplintir2nya pelan, napsuku segera saja berkobar, pentilku segera mengeras. Aku tidak tinggal diam, kontolnya yang sudah ngaceng keras sekali kukocok2. "Ines isep ya om ", kataku sambil mengubah posisi mendekati kontolnya. Kepala kontolnya kujilati kemudian pelan2 kumasukkan ke mulutku. kontolnya kukulum2, kukeluar masukkan di mulutku. "Enak Nes", erangnya. Kemudian dia menarik aku kembali kepelukannya. Bibirku kembali dilumat, aku membalas lumatannya, sementara dia terus saja meremas2 toketku. Tangannya kemudian mengarah kebawah, itilku menjadi sasaran berikutnya. "Akh om, enak", erangku. Dia menciumi leherku, terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan. Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku menggelinjang kegelian, "Geli om", kataku manja. Akhirnya sampailah ciumannya pada sasaran sesungguhnya, non0k dan itilku. Jilatannya segera menyerbu itilku. Aku sudah mengangkang selebar2nya supaya dia mudah menjilati itilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku. "Buat apa om, kan kont0l om panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget", tanyaku. Dia tidak menjawab, terus saja menjilati itilku yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah menjilati itilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, itilku diemut2nya pelan. Aku menjadi makin blingsatan. "Akh om , Ines udah pengen dientot, om .Masukin dong kont0l om ", erangku.

Dia menghentikan emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kontolnya ke
nonokku. Dia menggosok2kan kepala kontolnya di nonokku yang sudah basah banget, "Ayo dong om , tancepin aja semuanya", erangku gak sabar. Aku makin menggelinjang karena gosokan kontolnya itu. Pelan2 dimasukkannya kontolnya ke nonokku. Dia menekan kontolnya masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kontolnya jadi lebih mudah nancep. "Akh, ssh, enak banget om , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok", kataku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kontolnya nancep makin dalem aja. Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak kontolnya ditancepkan semuanya ke nonokku, "Akh enak banget om", erangku. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat, "Enak om, terus om, yang cepet, Ines udah mau nyampe om ", erangku terengah2. Tau aku udah mau nyampe, dia mempercepat enjotan kontolnya, setiap enjotan langsung menancapkan kontolnya dalam2 dinonokku. Pantatku menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya aku sampe juga. Kakiku segera membelit kakinya, aku memeluk punggungnya, "om, Ines nyampe, akh, ssh, enak banget om ", jeritku keenakan. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, napasku tersengal2. Dia tidak peduli dengan kondisiku, tetap saja kontolnya dienjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat2kan pantatku.

"Nes ganti posisi yuk", katanya sambil mencabut kontolnya dari nonokku. Aku disuruhnya menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kontolnya dinonokku. Sekali sodok, kontolnya sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri dia mengenjot nonokku. kontolnya bergerak keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar. "Akh om , enak banget, enjotan kon tol om terasa banget keluar masuk non0k Ines, terus om , ssh", erangku. Dia mempercepat enjotan kontolnya, "Nes, aku udah mau ngecret Nes", katanya. "Iya om , Ines udah mau nyampe lagi, barengan ya om ", jawabku. Dia mengenjotkan kontolnya dalem2 dengan keras, "Nes, aku ngecret, akh, ssh", erangnya. Terasa semburan pejunya di nonokku sehingga akupun nyampe lagi untuk kesekian kalinya. "om, Ines juga nyampe om, akh nikmat banget om ," jeritku. Dia menelungkup diatas punggungku sehingga aku rebah keranjang. kontolnya tercabut dari nonokku. Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup. "om , nikmat banget deh enjotannya kalo om ngenjotnya sambil berdiri", kataku. Dia hanya tersenyum. Dia bangun ke kamar mandi, pipis. Kembali ke ruangan dia mengambil air dingin di lemari es, diminum habis segelas, dia mengisinya lagi dan diberikan kepadaku yang masih terkapar kelelahan. "Hebat om ya, kuat banget ngent0tnya", kataku. "Kamu juga hebat Nes, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kontolku". "Mana bisa puas om , kan gak tiap hari non0k Ines keiisi kont0l om , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja". "Enak Nes, empotan non0k kamu kerasa banget, lihai kamu ya Nes". Berakhirlah sudah malam penuh kenikmatan dengan si om. "om , kapan Ines dientot lagi". "Nanti kalo ada kesempatan lagi ya sayang". Aku segera bebersih, mengenakan pakean yang dia belikan semalem, "Makasi buat segalanya ya om". Dia menandatangani faktur pembelian, dan menyerahkan uang cash untuk pembayaran vitamin tulang. dia mengecup bibirku dengan mesra sebelum aku meninggalkan rumahnya.

Pengalaman Sex Saat Kuliah

Hai para Mupenger... Dibawah ini ada sedikit cerita dari masa kuliahan...
Patut dibaca ya... dan jangan lupa komentar dan inputnya ya...

Cerita ini berawal pada saat aku masih di kuliah di Universitas M, kota X.

Pada saat itu, aku masih jomblo karena memang sejak dari SMP aku ga pernah berani mengungkapkan rasa cinta atau sayang kepada cewek, entah kenapa ya??
Nah, pada saat di bangku kuliah lah kemampuanku untuk melihat cewek dan berani mengungkapkan perasaan kami mulai terasah.

Aku kenal dengan seorang cewek yang kuliah di fakultas Ekonomi Universitas M, sedangkan aku kuliah di fakultas teknik. Kami kenal secara ga sengaja. Perkenalan dimulai waktu Universitas kami mengadakan Kemah bersama. Wuiihhh, rame banget. Kami kenal saat acara bebas.

"Hai..." sapaku ke cewek itu, dan dia balas menjawab "Hai juga."
"Fakultas Ekonomi ya?" "Kenalkan Rendi." Aku mencoba untuk tetap PD walaupun sebenarnya sudah mulai ga kuat nahan badan yang panas dingin .

Tak diduga, dia menjawab "Namaku Sherly, kamu dari Fakultas Teknik kan?". Aku udah sering lihat kamu kok waktu lewat depan gedung Ekonomi."

"Bagus, berarti tahap perkenalan bisa dilanjut nich!!", aku berteriak dalam hati.

Selanjutnya, setelah perkenalan itu, kami semakin akrab. Namun, ada hal yang memang masih menjadi penghalangku untuk lebih dekat dan mencoba intim dengan Sherly. Ternyata dia sudah punya gebetan, kebetulan temen dia waktu SMA dulu yang kuliah di Fakultas yang sama. "Aduuuuhhhh!!!" Aku protes dalam hati, mengapa aku baru menemukan sesosok cewek yang okey pada saat dia sudah dimiliki orang lain. FYI, cewek itu berbadan proporsional, dengan tinggi badan sekitar 168 cm, dengan ukuran dada + 36B. Waaaaw... keren banget deh.

Sehingga kami hanya dapat berteman saja. Walaupun begitu, aku sering mencuri - curi melihat dadanya yang ranum dibalik bajunya saat kami bertemu, tanpa diketahui pacarnya tentunya.

Seringkali pula, aku melihat dia melihat sesuatu di balik celanaku, ga tahu tuh, dia lihat apaan, tapi saat aku tanya, dia selalu menjawab celana panjang lo bagus (hihihihihi, jujur ga sich???).

Hingga suatu ketika, saat kami pergi berdua untuk cari makan malam (maklum, kami berdua kebetulan anak kost, dan rumah kost kami lumayan dekat), dia bercerita tentang permintaan pacarnya untuk segera menikah. DHUEEERRRR!!!! Kepalaku terasa berat dan mataku terasa pedih. Pada saat itu pulalah, aku kemudian memberanikan mengungkapkan perasaanku dan mengatakan menyayanginya. Sebenarnya aku menyangka kalau Sherly akan marah dengan keterusteranganku. Tapi, ternyata... dia malah terharu dan juga berkata, "Gue sebenarnya juga sayang sama elo, tapi pacar gue ga mungkin mutus gue."

Waduh, aku jadi kebingungan, dan sementara terdiam, tapi kemudian Sherly tersenyum dan bilang, "Kita jadi temen mesra aja, dan akses bisa bebas, karena pacar gue juga udah bebas akses badan gue." Nahhh loooo, hati ku berteriak gembira namun juga agak BT juga. Ternyata tubuhnya sudah ada yang nimbrung.

Tapi sudah lah, aku sanggupi saja permintaan dia, dan mulai saat itu, aku pun bebas mengakses tubuhnya. Pada malam itu pula, kami langsung praktek hehehhe...

Setelah makan malam, kami pun langsung pulang dan aku mampir ke kostnya. Karena kost Sherly sangat bebas akses dan waktu berkunjung ga pernah dibatasi. Kami pun memiliki waktu yang sangat luas. Kami pun langsung masuk ke kamar Sherly, cepat - cepat dia membersihkan diri di kamar mandi, ternyata ada kamar mandi dalamnya.

Setelah dia mandi, aku pun bergantian mandi. Aku bertanya dalam hati, kok ga mandi bareng aja ya? Ahh, paling itu kebiasaan dia aja kali ya?

Setelah kami berdua telah bersih, ternyata dia ga memakai kembali pakainnya. Tapi memakai piyama handuk warna kuning cerah, aduh kaya jeruk aja pikirku . Selanjutnya, aku langsung mendekat ke Sherly dan mulai menciumi wajahnya dan berhenti lama untuk menikmati manisnya bibir Sherly. Wooowww... udah lama aku ingin merasakan bibir ini, ternyata aku bisa!!!

Kami semakin panas, dan secara perlahan aku merasakan tekanan di bagian bawahku, ternyata tangan Sherly udah meraba - raba bagian luar selangkangan ku. Oooohhh... ahhhhh... kami semakin terangsang dan saling meraba, aku mulai meraba dada kanannya di depan piyamanya, aku goyangkan sedikit dan usap usap. Uuuuhhhh, enak... Sherly mulai berkicau... ga berhenti. Supaya ga terlalu mencurigakan, Sherly berhenti sebentar dan menyetel musik Pop Barat, sepertinya lagu kompilasi. Ternyata lagu yang distel justru lebih merangsang libido kami. Tanpa banyak bicara, aku mulai melucuti piyama Sherly, tanpa banyak komentar pun, Sherly membuka kaos dan celana panjangku lalu menyerbu dadaku dan menghisap putingku.. Ahhhh sensasi yang luar biasa, karena memang aku belum pernah merasakan hal ini. Ternyata Sherly sangat berpengalaman, aku pun berpikir apakah dia sudah sering beginian dengan pacarnya? Pikiran macam ini lah yang kemudian memacuku untuk dapat memuaskan nafsunya.

Segera aku pegang dadanya, dan aku usap usap putingnya yang berwarna merah muda. Terus aku usap dan kemudian aku hisap.. slurp slurp slurp dan aku gigit sedikit untuk memberi sensasi kepada Sherly. Uaaaahhhh, dia mengerang, "Terus sayang.. isep terus... enak.. ahhhh." Saat itu juga aku mulai meraba pangkal pahanya, Sherly masih memakai celana dalam warna merah muda. Dengan penuh keyakinan aku mulai mengelus gundukan yang muncul dibagian bawah celana dalamnya. Dia semakin mengerang... dan aku terus meraba, hingga aku rasakan gundukan itu terasa sedikit basah.. Aku bingung juga sich... (maklum... ).

Sherly pun, tak mau kalah dengan aksi ku, dia mulai menyelipkan tangannya ke balik celana dalamku, dan langsung memegang Mr. P ku dan mulai meremas dan menarik maju mundur. Aku sangat terangsang.. terasa sesuatu yang bergetar di tubuhku, dan aku semakin berani membuka celana dalam Sherly dan mengusap Mrs. V nya, lama - lama, kami semakin asyik, tanpa sadar aku mulai memasukkan tanganku ke Mrs. V Sherly, penuh dengan kenikmatan yang aku ga tahu seperti apa, Sherly berkata, "Kamu tiduran Ren, aku mau servis kamu..."

Aku pun langsung tiduran, dan terasa Mr. P ku menjadi hangat dan basah... saat aku lihat.. Wooooowwww... Sherly menjilat dan mengulum P ku dengan penuh semangat.. Ohhhh ahhhh uhhh.. aku mulai meracau ga menentu.. lagu yang diputar sejak tadi semakin menambah romantisme suasana. Setelah Sherly puas menjilat dan mengkulum P ku, aku pun mencium bibirnya lagi, dan menjilat puting susunya.. terus aku lanjutin menjilat seluruh tubuhnya sama seperti yang Sherly instruksikan.

Saat mendekati Mrs. V nya, aku berhenti sebentar, karena ragu, namun Sherly berkata, "Lanjutin aja Ren, lo bakal keenakan ntar". Aku pun menjilat Mrs. V nya dan sedikit maju mundur, karena secara naluri seperti itu. Sherly meracau ahhhhh.....oooojjjjjhhhhh... terus Ren.... jangan berhenti.... enyakkkk....

Aku pun terus menjilati V nya, dan tiba tiba aku berpikir, gimana kalo P ku bertemu langsung dengan V nya. Aku pun segera meminta hal ini ke Sherly, dia sedikit melihatku lalu, tersenyum dan mengangguk. Wahhhh.. terasa sesuatu yang luar biasa terjadi, aku semakin terangsang. Sherly membantu memegang P ku dan mengarahkan menuju V nya. Posisi yang kami pakai adalah Sherly di bawah dan aku di atas. Saat P ku mulai masuk lubang V nya, aku merasakan sedikit linu dan geli. Tapi semakin kedalam, semakin hangat dan enak.. Ahhh ohhh... uhhh... terus sayang.. terus... jangan berhenti.... ahhhh... Aku pun semakin tergoda untuk terus menyodok. Bunyi srox.. sroxxx...sroxx... mulai terdengar dan kami berciuman dan saling meraba, aku semakin terangsang dan memegang kedua susu Sherly yang besar itu, dan mengusap pentilnya. Sherly pun mencengkeram punggungku dan menarik pinggulku untuk semakin masuk ke tubuhnya.

Setelah beberapa saat, kami berganti posisi, Sherly berada diatasku dan aku memangku dia diatas ranjangnya. Sherly semakin mudah mengatur posisinya. Srok..srok..srokk..srokk... Sherly meracau... ouch..ah...uh...ach.... Enak... Ren...
Aku menjilat susunya dan mengulum pentilnya... dan terkadang mencium bibirnya.

Setelah sekitar 20 menit, aku mulai merasakan sesuatu yang bergetar di dalam tubuhku, dan siap untuk meledak... aku pun merasakan Sherly beberapa kali merinding.... Hingga akhirnya Sherly berteriak kecil dan tubuhnya menjadi tegang dan saat itu pulalah aku juga menegang dan sesuatu muncrat dari P ku di dalam V nya... Beberapa detik kemudian kami berciuman dan aku mencium pentilnya.

Setelah itu, aku berkata kalau ada sesuatu yang muncrat tadi, dan Sherly tertawa lepas.. "Hahahahahha... itu nama sperma Ren", kamu ga pernah ML ya?"

"Ya ngga lah.." Aku membalasnya sambil kembali berpakaian, setelah membersihkan diri kami. "Kalau itu sperma, berarti kamu bisa hamil dong Sher? Terus gimana dong?" Aku menjadi takut. Sherly dengan gampang menjawab... "Tenang aja Ren, aku sering kok ML ama pacarku dan sering keluar di dalam. Tapi aku cegah dengan pil KB biar ga hamil, dan sampai sekarang masih efektif kok hehehehe." Dia terkekeh... aku pun senyum aja, dan mencium bibirnya sebelum pulang.

Sejak saat itu, kami selalu meluangkan waktu untuk ML, bisa di kamar kost-ku atau di kamar kostnya. Pokoknya di tempat yang kami lihat memungkinkan, tentunya tanpa meninggalkan kesan yang mencurigakan dengan pacar Sherly.

Demikian cerita ku... Semoga menjadi cerita yang bikin kita semakin okey

Risti Adik Kelas SMAku

Siang itu aku mengunjungi SMAku, salah satu SMA favorit di Jakarta. Sebagai alumni di SMA tersebut, aku Robert masih sering ikut membina kegiatan ekstra kulikuler yang ada, di antaranya melatih Volley dan Bulutangkis. Kesempatan ini juga aku pakai sebagai kesempatan untuk mengunjungi adik2 kelasku yang cantik2. Dan sebagai kakak kelas kadang kala membuat usahaku untuk mendekati mereka tidak terlalu sulit. Salah satu adik kelas yang dekat denganku adalah Risti. Berparas biasa saja, berkulit sawo matang, pintar dan mempunyai body yang proposional. Maklum, dia selain mengikuti kegiatan keilmuan dibidang bahasa Inggris, aktif juga di dalam kegiatan Paskibraka dan Cheersleaders. Hubunganku dengan Risti sendiri sudah berjalan 3bulan. Dan sampai saat itu masih terbatas ciuman saja.

Hari itu adalah hari Sabtu, di mana aku menyempatkan diri untuk bermain bulutangkis. Dan Risti, sedang mengikuti latihan cheers sore itu.

"Hai, kak Robert... mau main bulutangkis yah di atas? " tanya Risti saat berpapasan denganku. "Hai, Ris. Iya nih lagi mau main ke atas. Kamu lagi latihan? "tanyaku balik.
"Iya, kak. Tapi Risti haus mau beli minum dulu di depan." "Oke, sampai jam berapa latihannya, Ris?"
"Jam 4 juga sudah selesai, Kak"
"Baiklah. Kalau sempat nanti main-main lah ke atas."
"Beres deh.... kebetulan aku minta di jemput pak Min agak lama kak. Biar kita bisa berduaan lebih lama...."
Seeerrr mendengar kalimat Risti membuat pikiran ku sekilas membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Sekitar jam 4, pintu aula atas terbuka dan muncullah Risti dengan mengenakan kaus gombrong dan celana hotpans yang membuat cetakan lembah di antara kedua pahanya terlihat samar2.

"Lho, kak...mana yang lain? Kok kak Robert sendirian?", tanya Risti mellihatku sedang bermain shadow dengan tembok.
"Iya, yang lain baru aja pulang." Sahutku sambil menghampiri Risti dan mengecup bibirnya.
"Ahhhhh, kak....jangan begitu nanti kalo ada yang masuk bisa repot." Desah Risti saat kukecup bibirnya.
"Hehehehe.... nga ada yang bakalan ke sini Ris."
"Kamu mau menemani kakak bermain? "
"Boleh, Kak..."

Lalu setelah 15 menit kami bermain terlihat Risti memberikan tanda untuk menghentikan permainan. "Kak, udah dulu ya...Risti capek." Lalu kamipun duduk2 di pinggir lapangan. Dan Risti tiduran di atas pahaku.

"Capek, Rist?"
"Iya, kak. Tadi soalnya lumayan latihannya. Dan tadi waktu Risti jadi base sempat terjatuh."
"Nih, lihat memar kan lutut Risti', kata Risti sambil menunjukkan lututnya yang memang seperti lebam.
"Duh, kamu, hati-hati donk Ris"
"Tuh liat sampai lebam gitu lutut kamu."

"Sakit? " tanyaku sambil memegang dan mengelus-ngelus lututnya.
"Nga, kak...Geli iya..." jawabnya sambil tertawa kecil. Melihat Risti tertawa membuatku gemas dan langsung saja kucium bibir mungilnya.

"Kak.....Kak Risti takut ada yang datang"
"Tenang" kubangunkan Risti sebentar dan "Klek..." suara pintu aula kukunci dan kemudian kumatikan lampu aula tersebut.

"Sini, sayang mana tadi yang lebam? Kakak lilat lagi.."

Tak lama segera kurangkul Risti dan kukecup lembut bibirnya.
"Makanya lain kali hati-hati yah sayang...."
"Iya kak...."
Lalu kamipun kembali bercumbu kembali. Semakin lama cumbuan kami semakin panas dan membara. Dengan adrenalin yang keluar sehabis kami berolahrga membuat suasana di dalam aula menjadi panas.

Kuberanikan diri untuk mencumbu Risti lebih jauh lagi. Ciumanku turun menyusuri leher jenjang Risti.
"Oh.... kak...." Risti membalas cumbuanku dengan desahan dan tangan yang semakin erat dileherku.

Melihat sambutan yang mendukung, tanganku mulai berani bergerilya. Tangan kiriku tetap menopang badan Risti sedangkan tangan kanan mulai menuruni dadanya. Terasa sangat kenyal sekali payudara Risti di tanganku yang merabanya dari lluar kaosnya....

"Ouuughh, kak Robert...."
Segera kukulum lagi bibir Risti untuk menghentikan desahannya. Dan tanganku meremas pantadnya yang begitu kenyal.....

Segera kutarik Risti ke dalam Ruang ganti. Hasratku untuk berbuat lebih jauh semakin tak tertahan. Segera kurebahkan Risti ke atas meja yang ada di ruang ganti tersebut.

Kembali kami berciuman dengan liarnya. Tanganku tak tinggal diam. Kusingkapkan dan kulepas kaos yang dikenakan oleh Risti. Kuremas remas dengan lembut kedua bukitnya dibalik Bra model sport yang dikenakannya.

"Oh....Kak..." Risti pun semakin liar dengan remasan2 lembut yang kuberikan. Tangannya tak tinggal diam melepaskan kaos yang kukenakan yang semakin basah oleh keringat nafsu.
Kutanggalkan Bra yang melekat,36B sempat kulirik dari kaitan bra yang kutanggalkan, dan kududukan Risti di meja. Ciumanku bergerilya menuruni lehernya yang jenjang dan turun menuju kedua bukit kembar yang begitu menggoda.

Kuelus lembut dan kemudian kujatuhkan ciumanku di bukit sebelah kirinya. Kekecup dan kemudian kusedot kecil... "Awww, kak....oughhh" pekik Risti sebagai reaksi atas aksi yang kuberikan kepadanya. Melihat reaksi demikian membuatku mengekplorasi lebih lanjut. Kuremass-remas dada Risti sebalah kanan. Dan pentil yang kecil kupilin-pilin lembut.

Ristipun semakin liar dan lenguhan2nya membuat adrenalinku semakin kencang mengalir. Membuatku gemas. Kutarik lembut pentil membuat Risti berpekik..."Awww, kak...sakit..."
Tak kuhiraukan pekikan Risti. Tanganku segera menarik lepas celana hotpans yang melekat. Di bagian tengan celana dalam Risti yang bermodel mini tercetak sebuah pulau kecil. Mungkin akibat cairan yang keluar, tanda Risti sudah terangsang sekali.

Kuelus2 bagian tengan celana dalamnya membuat Risti semakin menjerit...."Ouchhh, kak...Ochhh..."
Kuselipkan jariku kedalam celana dalamnya, dan kumainkan jari-jariku di atas klitorisnya...."Ochh kak....terus kak....geli...."
Merasa terganggu dengan celana dalamnya, segera kulepas dan kubuang ke lantai.

Setelah celana itu terlepas, kubuka celana pendek dan celana dalamku. Segera aku berlutut. Mengamati dan mengelus-ngelus kemaluan Risti dengan lembut. Semakin cepet elusan yang kuberikan membuat Risti semakin melenguh dengan keras..."Ochh,kak.....Ouchhh"
Kukecup vagina itu...Hmmmm wangi khas vagina yang saat itu aneh bagiku namun memberikan sensasi lain...

Kuberanikan lidahku untuk bermain di vagina Risti...Kusapu permukaannya atas dan bawah....
"Kak, robert...ouchh....terus kak...."
"Kak, ah..... "
Seiring desahan yang keluar...vagiana Risti mengeluarkan cairan...Kujilat dan kuhisap seakan tidak ingin membiarkan cairan itu keluar begitu saja...
Akibat dari hisapanku Risti berteriak " Ah....Ah...Ah...Kakkkk!! Risti mau pipis Kakkk.....Ahhhh" Melihat ini segera kumasukan jariku dan kukocok didalamnya semakin lama semakin cepat disertai dengan jilatan2 lidahku....akhirnya "Arrrgggggghhhhh Kakkkkkkkk..." Tubuh Risti mengejang hebat....

Kubiarkan Risti menikmati Orgasmenya. Orgasme yang mungkin pertama baginya. Saat membuka matanya Risti berkata " Kak, oh.....nikmat sekali.." Kukecup bibirnya dan kemudian kubisikkan " Risti, I Love U So Much..."
"Love U So Much To...." Kembali kami berpagutan dengan mesra. Kubimbing tangan Risti untuk menyentuh kemaluanku yang berdiri tegak. Ku berikan contoh untuk mengocok kemaluanku yang berukuran 18cm diameter 4cm...Kocokan tangan Risti yang mungil dan lembut membuatku berdesi "Oh....ya Risti...Oh...Enak sayang". Kumainkan kembali kemaluan Risti yang masih basah....Kupilin2 clitorisnya..."Ouhhhh Kak....Gatel lagi kak...."

Segera kuposisikan diriku diantara kedua kakinya. Dengan isyarat kumohon izin darinya. Tak ada kata terucap...hanya anggukan kecil. Kuposisikan kemaluanku tepat di depan kemaluannya...kugosok-gosok kecil dan berputar memainkan klitorisnya...membuat Risti tak tahan dan merebahkan badannya di meja sambil meremas-remas bukitnya...

Setelah kurasa pas..dan kemaluan Risti kembali basah oleh lendir kenikmatannya..Kutekan kepala kemaluanku menyeruak membuka jalan di dalam kemaluan Risti....."Ah.... kak....Sakittt!!!" pekik Risti saar kepala kemaluanku berhasil menerobos masuk. Kebelai rambutnya dan kupagut bibirnya untuk menenangkan Risti....Setelah kurasa kemaluannya mulai beradaptasi dengan adanya benda asing d dalamnya kutekan dan kukeluarkan masukan kemaluanku pelan-pelan...sampai akhirnya "Crreeeetttzzz....." kemaluanku seperti menyobek sesuatu dan "Blessss!!!" masuklah seluruh kemaluanku di dalam vagina Risti. "Kakkkkkk......Awwww!!!" Jeritan Risti dan kulihat tetes air mata di ujung matanya

Oh....vagina yang sempit dan peret...mencengkeran kemaluan begitu erat..Kuremas-remas payudara Risti dan kucumbu bibirnya untuk menenangkannya. Setelah kulihat Risti lebih tenang...kuayun perlahan-lahan kemaluanku......

Ristipun mulai menikmati ayunanku. Kucoba dengan ayunan 9 kecil 1 dalam. Satu....Dua....Tiga....Empat....Lima....Enam....Tu juh...Delapan...Sembilan....Seeeeepppppuluh......S aat hitungan kesepuluh kubenamkan semua kemaluanku menyeruak ke dalam vagina Risti...."Ohhhhhh.....kakkkkk.....".

Kuulangi lagi....Satu....dua.....Tiga...Empat..Lima...Enam. ...Tujuh...Delapan...Seeeemmmmbiilllaannn....Seepp pppulluhhhhh....kuulangi....dengan tekanan pada ayunan kesembilan dan kesepuluh " Ohhh....kakk.......Enakkkk...kakak.....Terus Kakk....!!!" Desah Risti....
Kuulangi lagi dengan kombinasi sama...dan pada ayunan yang keempat Risti berteriak "Kakkkkk ayo Kakkk Risti Mau keluar lagiiii....." Ayunan ke enam saat baru saja kubenamkan kemaluanku dihitungan keempat.....Risti menjerit " Ahhhhhh......ahhhhh...........Kakkkkk......"dan tubuh Risti kejang-kejang dan digigitnya tanganku "Ahhhhh..." Kubiarkan kemaluanku masih berada di dalam kemaluannya....

Saat Risti mulai menguasai diri, kuminta iya untuk membelakangiku dengan posisi nungging dan bertumpu di meja. Melihat posenya membuatku gemas...kukecup vaginanya dan kuberikan tepukan ringan pada bongkahan pantaddnya.....

Segera kemudian kutancapakan kembali kemaluanku ke dalam vaginanya. Posisi ini membuat kemaluanku semakin dalam masuk ke dalam vaginanya.

"OHHHH Kakkkk....." tusukan pertama dengan posisie doggie membuat Risti melenguh. Kuayun dan kupompa kemaluannya.
"Cleppp....Cleppp....Clepppp" Suara kemaluan kami beradu diiringi dengan suara beceknya vagina Risti oleh cairan yang keluar dari kemaluan Risti....

Kupompa dan semakin lama kutingkatkan Rpm kocokan pada kemaluannya membuat Risti tak tahan

"Kakkkk Ouuchhh....Ouch..."
"Ouch....Kakkk Risiti Mau Keluar lagi..."
"OOuuuchhh....Ahhh....Iya Sayang....Kakak juga sebentar lagi keluar, kita bareng yah sayang..." Kukecup bibirnya dari belakang sambil kuremas bukit kembarnya.
Kembali kugenjot Risti dengan cepat....
"ochhh....oh....Kak....."
"Ayo sayng....Ohhh.....Ohh...."
"Oh....Kak....Risti Luv U kak Robert"
"Iii...Luv...U....Tooo Risti..."
"Crrrrooooottttsss.....Croooots....Crooootsss..... Crotsss...Croootsss" semburan spermaku didalam rahimnya mengiringi orgasmeku
"Ochhh..oH....kAKK..kAKKKKKKK" Jeri Risti menjemput orgasmenya kembali...

Setelah kami mencapai orgasme kami bersama, kurebahkan badanku di atas Risti. Sambil memejamkan mata menikmati orgasme bersama yang baru kami reguk. Kubiarkan kemaluanku tetap berada didalam kemaluan Risti yang serasa menjepit dan mengurut2.

"Plooopp..." Suara kemaluanku yang mengecil dan keluar dari sangkar emas Risti. Kubuka Mata. Dan ku kecup kening Risti sambil mengucapkan.."Terima Kasih ya Sayang...."

Risti hanya tersenyum. Segera kami memakai kaus kami kembali dan di lantai lulihat ceceran sperma bercampur dengan darah perawan Risti.

"Kak...Jangan tinggalin Risti."
"Risti Takut kehilangan kakak "

Demikian kata-kata terakhir yang kuingat membayangkan kejadian tahun lalu. Lulus SMA Risty melanjutkan pendidikannya di Australia dan aku sibuk dengan pekerjaanku. Membuat kami memutuskan untuk mengambil jalan sendiri2.

Erotika Bioskop

Vina dengan iri memandangi para penonton di bisokop itu yg sedang berduaan dengan pacarnya , sedangkan ia duduk di runag tunggu ini sendirian tanpa ada seorangpun yang menemani.

Beberapa hari yang lalu vina mendengar klo pacarnya selingkuh dengan kawan baiknya , awalnya vina ga percaya , namun kemarin ia melihat dengan mata kepalanya sendiri dan dengan perasaan sakit hati , ia langsung memutuskan hubungan dengan pacarnya.

Hari ini ia merasa suntuk dan bete dirumah , maka ia memutuskan untuk pergi saja ke bioskop sendirian , kebetulan film yg ia tunggu sudah diputar di bisokop.
Vian bersiap pergi ke bisokop , ia bercermin untuk terakhir kalinya, cermin di kamarnya memantulkan sosok wajah cantik, dengan tank top biru muda menutup tonjolan di dada yg cukup besar , rok mini denim , memeperlihatkan keahlusan dan kemulusan kaki seorang gadis belia . puas dengan penampilannya ia pun segera pergi ke bioskop.

Di dalam ruang teater , susananya cukup penuh , karena ini adalah pemutaran perdana alias premiere. Vina menempati tempat duduknya , dan sementara film belum mulai diputar , pikiran vina melayang , memikirkan tentang mantannya dan masa masa indah dulu.

"maaf...permisi mbak ...numpang lewat......." sebuah suara mengaggetkan vina.
seorang pria tampan tampak tersenyum pada vina , tatapan pria itu menimbulkan perasaan aneh pada diri vina.

"ooh..ya ..maaf..." kata vina tersadar dan memberi jalan untuk pria itu lewat, dan ternyata pria itu duduk tepat disebelahnya.

setelah duduk pria itu kembali menatap vina,, tersenyum dan mengucapkan terima kasih, perasaan aneh pada diri vina kembali muncul, entah apa.... vina tak mau terlalu ambil pusing , film sudah dimulai.


Film sudah berjalan setengahnya , saat vina merasakan ada yg menyentuh lengannya, ia menoleh dan melihat pria itu sedang mengelus elus lengan vina tapi tatapan matanya tetap pada layar. Vina bisa saja marah dan memaki maki pria kurang ajar itu , namun entah mengapa ia membiarkan pria itu mengelus elus lengannya. merasa tak ada penolakan dari vina , pria itu terus mengelus elus lengan vina, sambbil terus menatap pada layar. Vina sendiri hanya terdiam nafasnya seolah terhenti , ia tak bisa ( atau tak mau) menolak perlakuan pria itu , ia malah memejamkan mata seolah menikmati sentuhan demi sentuhan yg dilakukan oleh pria disebelahnya. Getaran getaran di tubuhnya terasa semakin kuat.

Vina segera membuka mata dan tubuhnya bagai kena sengatan listrik saat ia merasakan tangan pria itu melewati lengannya dan menyentuh buah dadanya, awalnya hanya sentuhan sentuhan kecil , namun ketika kembali tak ada reaksi penolakan dari vina , sentuhan pria ini berubah menjadi remasan remasan yg membangkitkan bbirahi vina.

Dengan sedikit takut vina meoleh ke penonton di sebelahnya , ternyata org itu serius menonton. Pria asing itu terus menerus meremas buah dada vina, menyebabkab puting vina perlahan mengeras tanda vina sudah sangat terangsang. Pria itu sepertinya tahu hal itu , maka dengan berani tangannya menelusup masuk ke balik tank top vina dan menyentuh langsung buah dada itu. tiba tiba handphone penonton disebelah berbunyi , membuat pria itu dengan segera menarik tangannya dan duduk manis seolah tak ada apa apa.

VIna sendiri masih bingung apa yg terjadi , ia sama sekali tak kenal pria ini tapi ...kenapa ia membiarkan pria itu berbuat kurang ajar padanya , membiarkan menyentuh tubuhnya , bahkan saat ini birahi vina semakin naik dan berharap pria ini kembali menyentuhnya.

Setelah beberapa menit , Vina merasakan ada yag menelusup masuk ke balik rok pendeknya, mengelus elus paha mulusnya. Vina hanya menarik nafas panjang sambil menatap pria itu, dan seperti sebelumnya sambil menyentuh vina pandangan pria itu masih terarah pada layar. Vina mengerang tertahan saat sentuhan pria itu tiba di bagian sensitifnya , jari jari pra itu bergerak menggeliitk dengan gerakan putaran, tanpa sadar vina semakin melebarkan kakinya.

VIna semakin terangsang dengan sentuhan erotis pria itu , vaginanya sudah mulai basah. bahkan dalam diri vina ingin membalas perlakuan pria itu , dan menyetuh penisnya , ia seolah ingin penis pria itu masuk ke mulutnya.

Vina memandang pria itu , yg ternyata juga sedang memandangi vina.
Mereka berdua saling berpandangan cukup lama , sampai akhirnya pria itu tersenyum dan bangkit sambil menarik tangan vina unutk ikut dengannya , vina sendiri dengan patuh ikut dengannya.

Dengan berdebar debar penuh gairah , vina mengikuti pria itu dan masuk ke toilet wanita, saat itu toilet sedang kosong. Setelah mengunci pintu , mereka berciuman dengan ganasnya seolah mereka sepasang kekasih yg telah lama tidak bertemu. Pria itu menarik pinggang Vina dan merangkul erat tubuh molek gadis itu , vina bisa merasakan tonjolan penis pria itu menyentuhnya. Ciuman mereka semakin ganas , lidah merak saling menyapu , pandangan mata mereka memancarkan gairah yg tak tertahankan.

Sambil terus berciuman, tangan pria itu beraksi di balik tank top vina , dan meremas remas nya sedikit keras, sampai akhirnya pria itu melepas tank top itu.
Pria itu menggemgam bulatan buah dada vina, menurunkan kepalanya dan mulai menjliati buah dada yg indah itu. Ia menjilati puting vina dengan ujung lidah , meniupnya pelan , membuat vina bergidik dan geli, dilanjutkan dengan mengulum dan menyedot buah dada itu , lidahnya bergerak gerak memutar , membuat vina merintih nikmat , meresapi sensasi sensual ini.

Vina kemudian menurunkan tubuhnya membuka kancing celana pria itu dan menurunkannya. Pria itu hanya tersenyum menatap vina , saat vina juga menurunkan celana dalam yg mengurung penisnya. Tak membuang waktu , Vina menggengam penis itu ,menjliati dan mengulumnya sehingga makin mengeras.

Vina bisa merasakan denyutan penis itu saat beraksi dengan jilatannya. Ujung kepala penis itu vina jilati memutar dengan lidahnya lalu kemudian dikulumnya beberapa saat dan diulang kembali, terus sampai vina semakin kuat menyedotnya.
nafas pria itu terdengar semakin berat menahan birahi.

Denyutan penis itu dirasakan vina semakin kentara saat tak lama kemudian memuntahkan isinya , langsung masuk ke tenggorokan vina. Semburan spermanya ternyata cukup banyak ,vina tak mampu menelan semuanya , sebagian menetes diantara bibirnya yg manis. tanpa merasa jijik vina menelan cairan asin itu dan menjilati sisa sia yg menempel di penis pria itu.

"giliran saya..." kata pria itu samil mendorong vina ke dinding.

Pria itu melepaskan rok mini vina dan tentu saja bersama dalamannya.
Pria itu menciumi pangkal paha vina , menjilatinya , memainkan lidahnya di bibir vagina dan clitnya membuat vina tersiksa oleh kenikmatan. Jilatan lembut pria itu diselingi dengan sedotan sedotan yg membuat vina makin menggelinjang tak tertahankan, mengetahui vina sudah terangsang tak tertahankan. pria itu berdiri dan tanpa basi basi langsung menusuk vagina itu dengan penisnya.

"aaaauhhhhhwhw...." vina mengerang saat penis itu menerobos masuk ,untuk memudahkan pria itu menagngkat kedua kaki vina dan kemudian mulai mendorong dorong keras penisnya masuk semakin dalam. vina tak bisa menahan erangannnya , mulutnya terus merintih dan mengerang menikmati serangan demi serangan.

tiba tiba si pria mencabut kembali penisnya , membalikan tubuh vina , sedikit dibungkukkan dan menembusnya kembali dari belakang. vina kemudian menyadari dalam posisi seperti ini , ia tak mungkin mencapai orgasme , maka ia memaksa pria itu mencabut kembli penisnya , medorongnya duduk di toilet, dan vina naik ke atasnya. VIna mencari posisi yg tepat ,, hingga penis pria itu kembali menembusnya .

posisi seperti itu ternyata menguntungkan juga bagi pria itu , ia bisa meremas buah dada yg menggemaskan itu . setiap vina bergerak buah dadanya turut bergoyang menggoda. Butuh waktu yg agak lama sampai akhirnya mereka mencapai puncak dari kenikmatan permainan mereka.

Setelah puas mereka kembali berpakaian dan secara terpisah kembali ke tempat duduk masing masing , dan saat film usai . si pria asing itu tersenyum pada vina dan menjatuhkan sebuah kartu nama pada pangkuan vina.

Vina membaca nama dan alamat di kartu nama itu dan berpikir apakah ia akan menemui orang asing itu lagi , dan berpikr kira kira...permainan seru apalagi yg akan ia jalani bersama pria itu..?
entah........namun vina berpikir spertinya menarik...dan akan sangat menyenangkan.

Rabu, 12 Mei 2010

Linda, mahasiswi hukum Universitas Pajajaran

Aku Linda, mahasiswi hukum Universitas Pajajaran. Semenjak dua tahun
yang lalu, saat diterima kuliah di Universitas Pajajaran, aku tinggal
di Bandung. Aku berasal dari Sukabumi, ayahku berasal dari Bandung,
sedangkan ibuku asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Cerita ini
menceritakan kisahku yang terjadi saat aku kelas 1 SMA di Sukabumi
yang terus berlanjut sampai aku kuliah sekarang.

Aku anak yang paling tua dari dua bersaudara. Aku mempunyai satu adik
laki-laki. Umurku berbeda 2 tahun dengan adik. Kami sangat dimanja
oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa
pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak
mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

Waktu kecil, aku sering mandi bersama bersama adikku, tetapi sejak
dia masuk SD, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu,
aku masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis seorang cowok.
Sejak saat itu, aku tidak pernah melihat lagi penis cowok. Sampai
suatu ketika, pada hari senin sore, aku sedang asyik telpon dengan
teman cewekku. Aku telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari
mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya
aku rasakan kandung kemihku penuh sekali. Aku kebelet pipis. Benar-
benar kebelet pipis, sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan
gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Aku berlari menuju ke
kamar mandi terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

“Hey..! Siapa di dalam..? Buka dong..! Udah nggak tahan..!” aku
berteriak sambil menggedor-gedor pintu.
“Akuu..! Tunggu sebentar..!” ternyata adikku yang di dalam. Terdengar
suaranya dari dalam.
“Nggak bisa nunggu..! Cepetan..!” kataku memaksa.
Gila, aku benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

“Kreekk..!” terbuka sedikit pintu kamar mandi, kepala adikku muncul
dari celahnya.
“Ada apa sih..?” katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung nyerobot ke dalam karena
sudah tidak tahan. Langsung aku jongkok, menaikkan rokku dan membuka
celana dalamku.
“Serrrr…” keluar air seni dari vaginaku.
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang
bulat.

“Wooiiyyy..! Sopan dikit napa..?” teriaknya sambil melotot tetap
berdiri di depanku.
“Sebentarrr..! Udah nggak kuat nih,” kataku.
Sebenarnya aku tidak mau menurunkan pandangan mataku ke bawah. Tetapi
sialnya, turun juga. Kelihatan deh burungnya.
“Hihihihi..! Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede
dikitlah…” gumanku dalam hati.
Aku takut tertangkap basah melihat penisnya, cepat-cepat kunaikkan
lagi mataku melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat
ke mataku lagi. Sialan..! Dia lihat vaginaku yang lagi mekar sedang
pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vaginaku biar cepat
selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih
belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk.
Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan
kulupnya masih menutupi helm penisnya.

“Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air
kencing..!” aku bersungut dalam hati.
“Oooo..! Kayak gitu ya Teh..?” katanya sambil tetap melihat ke
vaginaku.
“Eh kurang ajar Lu ya..!” langsung saja aku berdiri mengambil gayung
dan kulemparkan ke kepalanya.
“Bletak..!” kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air
kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

“Ya… basah deh rok Teteh…” kataku melihat ke rok dan celana
dalamku.
“Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..!” katanya sambil
mengambil gayung dari tanganku.
“Mandi lagi ahh..!” lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram
badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
“Waduh.., sialan nih adik..!” sungutku dalam hati.
Waktu itu aku bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi aku jijik pake
rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka
celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah
salin, baru kukembalikan handuknya.

“Udah.., pake aja handuk Aku..!” kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan penisnya mengkerut
lagi.
“Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..!” batinku.
Aku lalu membuka celana dalamku yang warnanya merah muda, lalu rokku.
Kelihatan lagi deh vaginaku. Aku takut adikku melihatku dalam keadan
seperti itu. Jadi kulihat adikku. Eh sialan, dia memang memperhatikan
aku yang tanpa celana.

“Teh..! Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? Hehehe..!” katanya
sambil nyengir.
Sialan, dia menghina vaginaku, “Iya..!” kataku sewot. “Daripada culun
kayak punya Kamu..!” kataku sambil memukul bahu adikku.
Eh tiba-tiba dia berkelit, “Eitt..!” katanya.
Karena aku memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya aku terpeleset.
Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
“Iiihhh.., rasanya geli banget..!” cepat-cepat kutarik tubuhku sambil
bersungut, “Huh..! Elo sih..!”

“Teh.. kata Teteh tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..?”
katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk,
makin tegak ke arah depan.
“Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..?” kataku mengejek dia.
Padahal aku kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin
juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng aku tanya, “Gedein
lagi bisa nggak..?” kataku sambil mencibir.
“Bisa..! Tapi Teteh harus bantu dikit dong..!” katanya lagi.
“Megangin ya..? Wekss.., ya nggak mau lah..!” cibirku.
“Bukan..! Teteh taruh ludah aja di atas tititku..!” jawabnya.

Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba
ikuti perkataan dia.
“Gitu doang kan..? Mau Teteh ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Teteh
pengen ngeludahin Kamu”"Asyiiikkk..!” katanya.
Sialan nih adikku, aku dikerjain. Kudekatkan kepalaku ke arah
penisnya, lalu aku mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga aku
membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya
naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin besar, jadi
kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. Asyiik banget
melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama
kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan
mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu
itu. Aku benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul. Seperti
penyanyi utama yang baru muncul di atas panggung setelah ditunggu
oleh fans-nya.

Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis
adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih
merah. Aku jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
“Hehe…” dia ke arahku. “Masih culun nggak..?” katanya
lagi. “Hehe..! Macho kan..!” katanya tetap tersenyum.
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun aku
terangsang, tentu saja aku tepis tangan itu.

“Apaan sih Elo..!” kubuang tangannya ke kanan.
“Teh..! Please Tehhh.. Pegang aja Teh… Nggak akan diapa-apain…
Aku pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja Teh..”
kata adikku, kembali tangannya mendekati selangkanganku.
Waduuhh.. sebenarnya aku mau jaga image, masa mau sih sama adik
sendiri, tapi aku juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh
cowok di vagina.
“Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..!”
akhirnya aku mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

Tangan adikku lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh
tangannya. Ihh geli sekali… Aku lihat penisnya sudah keras sekali,
kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. Uuppss…
Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vaginaku. Geli sekali
rasanya saat bibir vaginaku tersentuh telapak tangannya. Geli-geli
nikmat di syaraf vaginaku. Aku jadi semakin terangsang sehingga tanpa
dapat ditahan, vaginaku mengeluarkan cairan.
“Hihihi.. Teteh terangsang ya..?”
“Enak aja… sama Kamu mah mana bisa terangsang..!” jawabku sambil
merapatkan selangkanganku agar cairannya tidak semakin keluar.
“Ini basah banget apaan Teh..?”
“Itu sisa air kencing Teteh tahuuu..!” kataku berbohong padanya.
“Teh… memek tu anget, empuk dan basah ya..?”
“Tau ah… Udah belum..?” aku berlagak sepertinya aku menginginkan
situasi itu berhenti, padahal sebenarnya aku ingin tangan itu tetap
berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir
vaginaku.

“Teh… gesek-gesek dikit ya..?” pintanya.
“Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..!” aku pura-pura tidak mau.
“Dikit aja Teh… Please..!”
“Terserah Kamu aja deh..!” aku mengiyakan dengan nada malas-malasan,
padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…
Tangan adikku lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vaginaku
terbawa juga ke dalam.
Ouughh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari bibirku. Rasanya
nikmat sekali. Otot di dalam vaginaku mulai terasa berdenyut. Lalu
tangannya ditarik lagi, bibir vaginaku ikut tertarik lagi.
“Ouughh..!” akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat
di vaginaku.
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh,
aku bertumpu pada bahu adikku.

“Enak ya Tehh..?”
“Heeh..,” jawabku sambil memejamkan mata.
Tangan adikku lalu mulai maju dan mundur, kadang klitorisku tersentuh
oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa,
badan ini akan tersentak ke depan.
“Tehh..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!”
“Kamu mau diapain..?” jawabku lalu membuka mata dan melihat ke
arahnya.
“Ya pegang-pegangin juga..!” katanya sambil tangan satunya lalu
menuntun tanganku ke arah penisnya.
Kupikir egois juga jika aku tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan
tangannya menuntun tanganku. Terasa hangat penisnya di genggaman
tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun
di penisnya, dengan mudah aku bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok
penisnya.

Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku
sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling
memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
Tiba-tiba dia berkata, “Teh..! Titit Adek sama memek Teteh digesekin
aja yah..!”
“Heeh” aku langsung mengiyakan karena aku sudah tidak tahan menahan
rangsangan di dalam tubuh.
Lalu dia melepas tangannya dari vaginaku, memajukan badannya dan
memasukkan penisnya di antara selangkanganku. Terasa hangatnya batang
penisnya di bibir vaginaku. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya
untuk menggesekkan penisnya dengan vaginaku.

“Ouughhh..!” aku kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
“Dek… masukin aja..! Teteh udah nggak tahan..!” aku benar-benar
sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Aku
akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam vaginaku.
“Iya Teh..!”
Lalu dia menaikkan satu pahaku, dilingkarkan ke pinggangnya, dan
tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke vaginaku.

Aku terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku.
Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang
kurasa. Akhirnya aku hanya bisa menggigit bibirku untuk menahan rasa
nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian
aku mengalami orgasme. Vaginaku rasanya seperti tersedot-sedot dan
seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
“Ouuggggkkk..!” aku tidak kuat untuk tidak berteriak.
Kulihat adikku masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat
tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku
terdorong sampai ke tembok.
“Ouughhh..!” katanya.
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vaginaku. Lalu badannya
tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di
dalam vaginaku.

Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh
mengisi vaginaku. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami
berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami
saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas susuku dan
memilin putingnya.
“Teh..! Teteh nungging, terus pegang bibir bathtub itu..!” tiba-tiba
dia berkata.
“Wahh..! Gila Lu ya..!”
“Udah.., ikutin aja..!” katanya lagi.
Aku pun mengikuti petunjuknya. Aku berpegangan pada bathtub dan
menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar
dengan pantatku. Aku tahu adikku bisa melihat dengan jelas vaginaku
dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam
vaginaku dari belakang.

“Akkkhh..! Gila..!” aku menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga
vaginaku.
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih
kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas
payudaraku. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10
menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Aku rasakan lagi
tembakan sperma hangat membasahi rongga vaginaku. Kami lalu berciuman
lagi untuk waktu yang cukup lama.

Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di
kamarku ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-
minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap
malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan
sampai 4 kali. Biasanya aku membiarkan pintu kamarku tidak terkunci,
lalu sekitar jam 2 malam, adikku akan datang dan menguncinya. Lalu
kami bersetubuh sampai kelelahan.

Kini setelah aku di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada
kesempatan. Kalau bukan aku yang ke Sukabumi, maka dia yang akan
datang ke Bandung untuk menyetor spermanya ke vaginaku. Saat ini aku
mulai berani menghisap sperma yang dikeluarkan oleh adikku.

Cerita Sex Bispak SMP

Cerita Sex Bispak SMP Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Susi, anak ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman2 cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma Susi, namanya Rudi. Setiap kali aq melihat Rudi mendekati Susi maka tangannya gk jauh2 dari meraba pantat atau toked Susi.
Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Susi yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rudi yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan mejaku.

Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si Rudi ngucek2 payudaranya si Susi. Tapi saat aq ngelirik, aq kaget setengah mati. Kontol si Rudi udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2 ma Susi! Rudi menyeringai bangga melihat ke arahku. Sementara Susi hanya tersenyum2 genit aja melihat aq yang terpelongo.
Sambil menikmati kocokan Susi tangan kiri Rudi asik meremas2 payudara kanan Susi, untuk menutupi pandangan guru dari depan Rudi sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Susi dengan cara di dirikan jadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku itu.
Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi menyembur keluar, Susi kemudian mengelap tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aq juga jadi kepingin. Aq segera memberi kode sama Rudi untuk gantian, kamipun berganti posisi.
“Si, aq juga donk..” pintaku setelah duduk di sampingnya,
“Paan?” tanyanya pura2 gk tau. “Kocokin kontol aq” ujarku, Susi mencibir kearahku, “Gak mau” tolaknya. Bangsatnya ni pikirku, gk tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti mintak bagian juga tuh.
Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting celanaku, tapi susah juga ngeluarin si kontol yang udah jegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh kontolku mengeluarkannya, begitu kontolku keluar dari celana langsung keraih tangan kanan Susi, ku arahkan ke batang kontolku.
“kocokla cepat..” bisikku, tangan Susi yang lembut dan halus kemudian memegang batang kontolku dan mulai mengocok2nya membuat aq tertunduk keenakan.
“enak ya..?” bisik Susi, “anjeng, enak kali” balasku berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Susi yang lembut menggesek2 kepala kontolku.
Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Susi, teman semejaku berkali2 memberi kode mintak giliran yang dibalas dengan Susi leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan sengaja meremas2 payudara Susi sambil melirik mengejek ke temanku itu.
Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin aq menahan untuk tidak mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua tanganku menahankan rasa nikmat di kontolku.
Susi mengangkat tangannya menunjukkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.
Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Susi permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.
Tapi ko lama kali ya..?? “jangan2 mereka maen di wc” terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan. Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu tersenyum bahagia. Sementara Susi kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.
Langsung kucecar teman ku dengan pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Susi. Sambil berciuman temanku meremas2 payudara Susi lalu dia meminta Susi untuk menghisap kontolnya, Susi ok-ok aja menghisap kontol temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi kuadrat.
Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok itupun mintak bagian. Terpaksa Susi ngelayani dua kontol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Susi yang lagi jongkok sambil ngisapin kontol kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak disepong juga.
Setelah semua ngecrot baru Susi dan teman aq itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus…

Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Susi tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Susi.
Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Susi, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Susi masih berada di rumah.
Suasana mulai berubah saat orang tua Susi keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Susi membuat Susi sibuk menepis tangan jahil Rudi. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.
“Sil udah pernah liat kontol gk?” tanya Rudi ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rudi membuat kami tertawa2.
“gitu aja marah, Sil, Susi aja tenang2 aja klo liat kontol, ya kan Si” Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Susi, Susi hanya mencibir menanggapi godaan Amir.
“ngomong2 kontol kelen, macam yg besar aja kontol kelen” Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
“eh, mo liat ko kontol aq…?” tanyak Rudi semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan. Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Susi yang tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju selangkangan Rudi membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.
Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Susi, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi tetap tinggal. Aq sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Susi, Rudi langsung melancarkan serangan2nnya.
Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aq yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rudi meremas2 payudara Susi sementara tangan Susi meraba2 selangkangan Rudi. Gk mau ketinggalan aq langsung duduk disamping kiri Susi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya. Susi melepaskan ciumannya dari Rudi gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Susi meremas selangkanganku sementara disamping kanan Susi Rudi memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga kontolnya yang tegang terlihat menjulang.
Rudi segera meraih tangan Susi dan mengarahkannya ke kontolnya, Susi melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah kontol Rudi kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga kontolku dengan leluasa tegak dengan gagah.
Aq berdiri disamping Susi sambil meraih kepala Susi dan menariknya ke arah kontolku, mengerti kemauanku Susi langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang kontolku masuk ke dalam mulutnya, begitu kontolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aq mendesis keenakan.
“kontol! Kau pulak yang duluan di sepong!” maki Rudi, “salah sendiri lah” jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengentoti mulut Susi sambil mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara Susi makin aktip menghisap2 kontolku.
Panas melihat aq yang disepong Susi, tangan Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Susi ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Susi yang terbalut celana dalam warna pink.
Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Susi membuat Susi mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 kontolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.
“Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau” kata Rudi sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Susi, Susi agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.
Mataku tak lepas memandang pepek Susi yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Susi terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah pepek Susi membuat Susi mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.
Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan kontolku di dalam mulut Susi, berkali2 Susi mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan kontolku dari dalam mulutnya tapi karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengentoti mulut Susi sambil tanganku memegang kepala Susi menghindari dia melepaskan kontolku. Susi udah gk lagi menghisap kontolku hanya membiarkan saja kontolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa.
“ayo tin terus” ujar Rudi sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Susi membuat Susi makin keras mengerang2.
“aq mo keluaaarrrr…” jeritku, dengan susah payah Susi menjauhkan kepalanya dari kontolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.
Susi memekik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan ujung kontolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Susi. Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Susi.
“martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Susi” rungut Susi manja, dengan perasaan lelah aq duduk disamping Susi melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Susi sebagian menetes ke baju kaosnya.
“memang ni, gk usah kasih lagi Si” Rudi ngompor2in, pasti udah mupeng dia. “dah buka aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu” ujar Rudi, “alah pengen aja bilang” cibir Susi tapi dia mau juga membuka bajunya.
Kini udah benar2 bugil , kontolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Susi, “kelen juga la buka baju masak aq aja” ujar Susi, tanpa diminta dua kali Rudi segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.
Kini kami bertiga udah bugi, aq dan Rudi segera mencaplok masing2 payudara Susi yang cukup besar itu membuat Susi tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq menghisap pentil perempuan.
Rudi kemudian merebahkan tubuh Susi di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan kontolku yang mulai tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Susi, kontolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Susi.
“ko mo ngentoti dia??” tanyaku terheran2, “memang kenapa?” tanya Rudi, sementara Susi memandangku dengan ekspresi heran, “nanti dia gk perawan lagi” ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.
“Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh ngentoti Susi” ujar Susi sambil menggesek2kan pipinya di batang kontolku. Sementara Rudi kembali melanjutkan maksudnya mengentoti Susi.
Terdengar pekik Susi saat batang kontol Rudi menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang kontolnya di dalam pepek Susi membuat Susi makin memekik2 menahankan serangan2 Rudi.
“enak kali pepek kauuu siii….”ceracau Rudi meningkahi pekikan Susi, sementara aq hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngentot dengan liarnya. Kontolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi.
Tubuh Susi terguncang2 seiring hunjaman kontol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.
“Ahhh…..uunnnngghhhh…. pelaaaaaannnn… pelaaaaannnn diiiiiiiiii….”pekik Susi, tapi Rudi nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
“ungh…ungh…”dengus Rudi, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Susi. Entah berapa lama tiba2 Rudi mencabut kontolnya dari dalam pepek Susi dan mengocok2kan batang kontolnya di depan perut Susi. Gk berapa lama kontolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Susi.
“aduh enak kali..” desis Rudi, sementara Susi memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.
Begitu Rudi bangkit dari tubuh Susi, aq segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang kontolku ke celah pepek Susi tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh Susi.
Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aq mengentot dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang kontolku dia mengarahkan arah tusukanku, “dibawah sini” bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.
Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq terpejam nikmat merasakan pertama kali kontolku masuk ke lobang pepek perempuan, aq berusaha mengocokkan batang kontolku di pepeknya tapi berkali2 kontolku keluar lagi dari pepek Susi. Melihat itu Rudi jadi tertawa2, “jangan panjang2 ko nareknya bodoh” ujar Rudi.
“baru pertama ya tin?” Susi ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aq menyodok2kan kontolku di dalam pepek Susi. Beda dengan Rudi dengan ku Susi hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja.
Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengentoti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin mempercepat goyanganku, berkali2 kontolku keluar dari pepek Susi tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.
“Tin klo mo nembak jangan di dalam” ujar Rudi mengingatkan, tubuh Susi sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara kontolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam pepek Susi, tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Susi langsung terpekik kaget menyadari aq menembak di dalam vaginanya.
“wei kontol, jangan ko tembak didalamnya!” maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn dalam2 batang kontolku di dalam pepek Susi sementara tubuh Susi yang terhimpit tubuhku ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Susi mencengkram erat batang kontolku.
Ku rasa pepek Susi makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya.
Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Susi ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang. Selama sebulan aq cemas2 Susi akan hamil, apalagi tiap hari Rudi menakut2iku kalo Susi hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.

Pesta sex disekolah

Cerita dewasa kali ini berkisah tentang seorang icha yang baru sekolah di salah satu smu negeri, namanya abg apalagi di tunjang dengan wajah dan body sexy pastilah banyak sekali cowok-cowok yang ingin memiliki abg smu ini sampai-sampai kegilaan mereka memuncak dengan melakukan pesta sex di sekolah. Berikut cerita pesta sex icha dan teman-teman sekolahnya.

Namaku risa atau biasanya dipanggil icha. aku memiliki wajah yg sedikit indo didukung dengan badanku yg kata teman2ku seksi. aku baru saja lulus smu. cerita ini adalah pengalaman sewaktu aku masih duduk di bangku sma kelas 1. Hari ini pelajaran yg diberikan belum terlalu banyak karena kami masih dalam tahap2 transisi dari murid smp menjadi murid smu. Tak terbayang olehku dapat masuk ke smu yg masih tergolong favorit di ibu kota ini. impianku sejak dulu adalh memakai sragam putih abu2 karena seragam ini memiliki model rok yg lebih membuatku kelihatan seksi.

diantara teman2 baruku ada seorang co yg amat menarik perhatianku, sebut saja namanya indra. membayangkan wajahnya saja bisa membuatku terangsang. aku sering melakukan masturbasi sambil membayangkan indra. walaupun sering bermasturbasi tp saat itu akku belum pernah bercinta atau ngentot, bahkan petting jg belum. entah setan apa yg masuk ke dalam otakku hari itu karena aku berencana untuk menyatakan cinta kpd indra. maka saat istirahat aku memanggil indra, “dra, gw gk tau gmn ngomongnya…” aku benar2 kalut saat itu ingin mundur tp udah telat. “dra gw sayang ma elo, lo mau kan jd cowo gw?” aku merasa amat malu saat itu, rasanya seperti ditelanjangi di kelas (paling tidak sampai SEKARANG aku masih memakai seragam lengkap. indra hanya tersenyum, “nanti aja ya gw jawabnya pas pulang”.

selama jam pelajaran pikiranku tak menentu, “gimana kalo indra gak mau?” dalam hatiku “pasti gw jd bahan celaan!” berbagai pertanyaan terus mengalir di otakku. untungnya pelajaran belum begitu maksimal. bel pulang pun berdering, jantungku berdegup cepat. aku hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri indra dan menanyakan jawabannya. saat kelas sudah berangsur sepi indra menghampiriku “bentar ya cha, gw dipanggil bentar” katanya. aku menunggu sendirian di kelas. “jangan2 indra ingin agar sekolah sepi dan mengajakku bercinta?” kepalaku penuh pertanyaan, hingga aku sama sekali tidak dapat berpikir sehat. dalam penantianku tiba2 ada orang datang. aku kecewa karena bukan indra yg datang melainkan malik dan ardy dari kelas I-3. mereka menghampiriku, malik didepanku dan ardy disampingku. perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yg hitam dan badan yg kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini. “lagi nugguin indra cha?” kata malik. “koq tau?” kataku “tadi indra cerita.” apa2an nih indra pake cerita segala dalam hatiku. “lo suka ma indra ya cha?” tanya malik lagi. aku cuma diam saja. “koq diem?” kata ardy. “males aja jawabnya” kataku

perasaan bt mulai menjalar tp aku harus menahan karena pikirku ardy dan malik adalah teman indra. “koq lo bisa suka ma indra sih cha?” tanya ardy tp kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku. “indra ganteng n gak kurang ajar kayak lo!” sambil menepis tangannya dari pahaku. “kurang ajar kaya gimana maksud lo?” tanya ardy lag i sambil menaruh tangannya lg di pahaku dan mulai mengelus2nya “ya kayak gini!” jawabku sambil menunjuk tangannya tp tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh indra. “tapi enak kan?” kali ini malik ikut bicara. ardy mulai mengelus2 pangkal pahaku. aku pura2 berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya. “udah jangan sok berontak” kata malik sambil menunjukkan cengiran lebarnya. makin lama usapannya membuatku membuka lebar pahaku. “td bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang.” “nantangin yah?” kata malik. dia menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang ardy berganti mengerjai payudaraku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudarakiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja. malik yg berada di kolong meja menjilat2 paha sampai pangakal pahaku dan sesekali lidahnya menyentuh memekku yg msh terbungkus cd tipisku yg berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan indra. ardy melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana. merasa kurang puas ia pun melepas dan melempar braku. lidahnya menari2 di putingku membuatnya menjadi semakin membesar. “ough dy udah dong, gimana nanti kalo ketauan” kataku “tenang aja guru dah pada pulang” kata malik dari dalam rokku. sedangkan ardy terus mengerjai kedua payudaraku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar2 tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yg basah mengenai vaginaku, aku rasa malik menjilatinya. aku tak dapat melihatnya karena tertutp oleh rokku.

perlakuan mereka sungguh membuatku melayang. aku merasa kemaluanku sudah amat basah dan malik menarik lepas cdku dan melemparnya juga. ia menyingkap rokku dan terus mnjilati kemaluanku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang. aku sadar aku akan orgasme. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini. aku melenguuh panjang, setengah berteriak. aku mengalami orgasme di depan 2 orang buruk rupa yg baru aku kenal. “hahahaha..” mereka tertawa berbarengan. “ternyata lo suka juga yah?” kata ardy sambil tertawa. “jelas lah” sambung malik “smp dia kan dulu terkenak pecunnya” kata2 mereka membuat telingaku panas. kemudian mereka mengangkatku dan menelentangkanku di lantai. mreka membuka pakainnya “oh..” ini pertama kalinya aku melihat penis secara langsung. biasanya aku hanya melihat di film2 porno. malik membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan penisnya ke liang senggamaku. “ough, sakit lik” teriakku “tenang cha, entar juga lo keenakan” kata malik ” ketagihan malah “sambung ardy”

perlahan2 ia mulai menggenjotku, rasanya perih tp nikmat. sementara ardy meraih tanganku dan menuntunnya ke penis miliknya. ia memintaku mengocoknya. malik memberi kode kepada ardy, aku tidak mengerti maksudnya. ardy mendekatkan penisnya kemulutku dan memintaku mengulumnya. aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke mulutku. “isep kontol gw kuat2 cha” katanya. aku mulai menghisap dan mengocoknya dgn mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. ia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. disaaat bersamaan malik menghujamkan penisnya lebih dalam. “mmmffhh” aku ingin berteriak tp terhalang oleh penis ardy. rupanya arti dr kode mereka ini, agar aku tak berteriak. aku sadar ke virginanku diambil mereka, oleh orang yg baru beberapa hari aku kenal. “ternyata masih ada juga nak smp sb yg masih virgin” “memek ce virgin emang paling enak” kata malik. dia menggenjotku semakin liar, dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap penis ardy jg semakin cepat. tak lama aku orgasme untuk yg kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas tp karena goyangan malik malik semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap dengan liarnya. tak lama malik menarik keluar penisnya dan melenguh panjang disusul deerasnya semprotan maninya ke perutku. ia merasa puas dan menyingkir.

sudah 45 menit aku menghisap penis ardy tp ia tak kunjung orgasme jg. ia mencabut penis dari mulutku, aku pikir ia akan orgasme tp aku salah. ia telentang dan memintaku naik diatasnya. aku disetubuhi dengan gaya woman on top. aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan ardy leluasa meremas susuku. sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba2 malik mendorongku dan akupun jatuh menindih ardy. malik menyingkap rokku yg selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku. ia mulai mengorek2 lubang anusku. aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan ia mengerjai liang duburku. tak lama aku yg sudah membelakanginya segera ditindah. penisnya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk2 duburku. tubuhku betul2 tersa penuh. aku menikmati keadaan ini. sampai akhirnya ia mulai memasukkan penuh penisnya ke dalam anusku. aku merasakan perih dan nikmat yg tidak karuan. jadilah aku berteriak2 sekeras2nya. aku yg kesakitan tdk membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku. sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku orgasme lagi untuk yg kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih ardy. saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yg sedang dikerjai 2 orang biadab ini.

goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera orgasme. aku yg sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemprotkan maninya di dalam kedua liangku. aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena memekku tidak cukup menampungnya. mereka mencabut kedua penis mereka. aku yg lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar ardy berkata “nih giliran pak maman ngerasain icha” aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan penisnya yg lebih besar dari ardy dan malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. ia menuntun penisnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena ukurannya yg sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya ia berbaik hati mencabutnya. tetapi sekarang ia malah membuatku menungging. ia mengorek2 kemaluanku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. aku sungguh takut ia menyodomiku.

akhirnya aku bisa sedikit lega saat penisnya menyentuh bibir kemaluanku. dua jarinya membuka memekku sedangkan penisnya terus mencoba memasukinya. entah apa yg aku pikirkan, aku menuntun penisnya masuk ke memekku. ia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. rokku yag tersinggkap dibuka kancingnya dan dinaikkannya sehingga ia melepas rok abu2ku melalui kepalaku. saat ini aku telah telanjang bulat. tangannya meremas payudaraku dan terus menggerayangi tubuhku. disaat2 kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat indra duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yg lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku. aku kesal tp terlalu horny untuk berontak. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yg aku sukai.

pak maman semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu orgasme dibandingkan mereka. aku berteriak panjang dan disusul pak maman yang menjambak rambutku kemudian mencabut penisnya dan menyuruhku meghisapnya. ia berteriak tak karuan. menjambakku, meremas2 dadaku sampai akhirnya ia menembakan maninya di mulutku. terdengar entah malik, ardy, atau indra yang berteriak telan semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yg telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari2 seragamku yg mereka lempar dan berserakan di ruang kelas. aku menemukan braku telah digunting tepat di bagian putingnya dan aku menemukan cdku di depan kelas telah dirobek2. sehingga aku pulang tanpa cd dan bra yg robek bagian putingnya. di dekat tasku ada sepucuk memo yg bertuliskan

“TERIMA KASIH TEMEN2 GW BOLEH PAKE BADAN LO, LO LEBIH COCOK JADI PECUN GW DARIPADA JADI CEWE GW” tertanda ” INDRA